Asing Akan Kembali Beli Saham, Ekonomi Indonesia Masih Kuat (2)

Kuat Hadapi Risiko Pasar
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah Stabilitas mengatakan sebelumnya, sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, baik dilihat dari sisi perbankan, korporasi, maupun rumah tangga. Berdasarkan stress test yang dilakukan BI tahun ini, sistem keuangan Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi risiko kredit dan risiko pasar (suku bunga, nilai tukar, dan harga SBN).

Dari sisi perbankan, hasil stress test dengan menggunakan data neraca dan kinerja bank posisi Oktober 2014 menunjukkan, dari sisi permodalan, perbankan Indonesia masih cukup kuat meskipun terjadi penguatan dolar Amerika Serikat. Sementara itu, koreksi harga surat berharga negara (SBN) dengan skenario terburuk, yaitu penurunan harga SBN sebesar 20 persen, menunjukkan penurunan capital adequacy ratio (CAR) hanya sebesar 142 bps, sehingga permodalan masih cukup memadai untuk mengantisipasi risiko kerugian terkait penurunan harga SBN. Stress test secara terintegrasi dengan kombinasi risiko pasar dan risiko kredit juga menunjukkan CAR industri perbankan maupun per bank umum kelompok usaha (BUKU) masih cukup kuat, di atas 8 persen.

Dari sisi korporasi, penguatan dolar AS akan berdampak pada peningkatan kewajiban valas korporasi terutama bagi korporasi yang memiliki utang luar negeri (ULN) relatif tinggi. Peningkatan kewajiban valas korporasi yang tidak diikuti dengan peningkatan aset valas berpotensi menggerus permodalan korporasi. Berdasarkan hasil stress test ketahanan korporasi swasta nonbank yang memiliki ULN menunjukkan, dari 91 korporasi yang memiliki ULN dan posisi net foreign liabilities (NFL) dengan data per triwulan II-2014, diperkirakan hanya ada 7 korporasi atau 8,77 persen dari total korporasi yang di-observasi berpotensi insolvent (equity negatif) apabila nilai tukar rupiah melemah sampai Rp 15.500 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan hasil stress test yang dilakukan Otoritas Jasa Keungan (OJK) beberapa waktu lalu, pelemahan nilai tukar rupiah hingga level Rp 15.000 per dolar AS hanya akan menghantam lima bank nasional yang modalnya kecil. Sedangkan jika rupiah di level Rp 14.000 per dolar AS, bank-bank di Indonesia secara keseluruhan masih stabil. Variabel yang digunakan dalam stress test tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, kredit macet, utang valas, dan efek lanjutan lainnya.

Investor Daily

Gita Rossiana/Nuriy Azizah/Devie Kania/Agustiyanti/Muhamad Edy Sofyan/FMB

Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*