AS Kembali Menjadi Mesin Ekonomi Dunia


shadow

FINANCEROLL – Amerika Serikat kembali mengambil alih pimpinan ekonomo global setelah 15 tahun lamanya singgasana itu diduduki Cina dan Negara-negara berkembang.

Tahun 2015 ini diperkirakan AS akan menikmati pertumbuhan ekonomi sebesar 3.2 persen. Ini akan menjadi sebuah catatan penting sebagai kinerja terbaiknya sejak 2005. Membaiknya lapangan kerja AS mempercepat pertumbuhan angka konsumsi nasional.

Berbagai analisa yang diberikan oleh JPMorgan Chase & Co., Deutsche Bank AG dan BNP Paribas SA. menyebutkan bahwa hasil dari membaiknya kondisi tersebut akan membuat AS tidak lagi ketinggalan dengan pertumbuhan ekonomi global, sesuatu yang sebelumnya belum terlihat sejak 1999, berdasarkan data dari International Monetary Fund. Alhasil ini mengembalikan mahkota sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi global. Kondisi AS saat ini adalah yang terbaik sejak 1990an.

Data terkini menunjukkan AS bangkit kembali, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (09/01) bahwa jumlah pembayaran upah (payrolls) mengalami peningkatan sebesar 252 ribu selama bulan Desember 2014. Kenaikan ini sesuai dengan tingkat pengangguran AS yang mengalami penurunan ke 5.6 persen, pencapaian ini merupakan yang terbaik dengan angka pengangguran terendah sejak Juni 2008. Pertumbuhan lapangan kerja ini merupakan hasil dari kenaikan lapangan kerja di sektor-sektor pabrikan, layanan kesehatan, dan jasa. Sekitar 3 juta lebih rakyat AS menemukan pekerjaan di 2014, angka ini merupakan yang paling besar sepanjang 15 tahun terakhir ini. Dengan membaiknya lapangan kerja ini, optimis akan meningkatkan derajat permintaan AS disaat kondisi pasar global masih lesu.

AS berhasil memisahkan diri dari sebagian negara didunia yang masih berjibaku dengan krisis keuangan. Keberhasilan mereka dalam mengendalikan ledakan hutang membuat AS keluar dari jeratan resesi yang paling buruk sejak era Great Depression. Jumlah penghutang yang terlambat memenuhi pembayarannya mengalami penurunan hingga sebesar 1,51 persen di kuartal ketiga 2014. Angka ini jauh dibawah rata-rata dalam 15 tahun terakhir ini sebesar 2.3 persen, termasuk hutang kartu kredit dan pinjaman properti dan kendaraan bermotor. Rumah tangga AS memang mendapatkan manfaat dengan penguatan lapangan kerja saat ini, ditambah dengan jatuhnya harga minyak mentah membuat pendapatan mereka lebih baik. Dari AAA dilaporkan bahwa harga gasoline dinegeri itu mencapai harga termurahnya sejak Mei 2009 pada harga $2.13 per Galon pada 11 Januri kemarin.

Upah perjam memang masih menurun sebesar 0.2 persen dibulan lalu, menahan laju kenaikan upah di AS. Meski demikian, hanya masalah waktu saja sebelum tingkat upah melaju naik. Kenaikan upah akan berimbas pada potensi kenaikan tingkat belanja rumah tangga. Masyarakat AS dikenal sebagai masyarakat konsumtif, dengan kecenderungan membeli kendaraan baru, perlengkapan rumah tangga, pakaian dan lain-lain. Tingkat belanja mereka di bulan November 2014 mencapai 0,6 persen  atau meningkat dua kali lipat dari bulan Oktober, ungkap Departemen Perdagangan AS di Washington. Penjualan kendaraan ringan saja sepanjang tahun 2014 mampu terjual 16.5 juta, ini merupakan yang paling besar sejak 2006.

Perekonomian AS mampu menutup perjalanan akhir 2014 ini dengan manis. Penguatan yang terjadi akan berdampak terhadap industri otomotif, yang diharapkan mampu membukukan kenaikan secara beruntun dalam enam tahun ini pada 2015 dimana diperkirakan penjualan tahun ini bisa mencapai 17 juta unit.

Pada 2013, tingkat konsumsi masyarakat AS mencapai $11.5 trilyun, angka ini lebih besar daripada PDB negara lain di tahun ini, termasuk dengan Cina sendiri, ungkap IMF di Washington. Data ini tidak hanya menunjukkan perbedaan yang menyolok diantara negara, yang disebut purchasing power parity – dimana sering terkait dengan laju inflasi suatu negara pula. Tahun ini, PDB AS diperkirakan akan tumbuh 3.7 persen, naik dari tahun lalu yang mencapai 2.5 persen. AS akan memberikan kontribusi hampir 18 persen pada pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tahun ini hanya akan tumbuh 3.6 percen. Kontribusi AS masih yang tertinggi dibandingkan negara-negara maju lainnya yang berkontribusi rata-raat sekitar 11 persen, sebagaimana laporan IMF pada 9 Januari kemarin.

Ditengah penguatan yang terjadi di AS, negara-negara berkembang BRIC — Brazil, RussiaIndia dan Cina mendapati masa-masa yang sulit . Dalam 15 tahun terakhir, mereka sebelumnya menjadi pusat perhatian investor dunia. Peringkat kredit Brazil untuk pertama kalinya diturunkan dalam satu dekade ini, sementara Rusia sendiri tengah menghadapi resesi. Perekonomian negeri Beruang merah tersebut rentan dengan jatuhnya harga minyak dan sanksi yang dijatuhkan Eropa. Dua negara asia, India dan Cina mendapat perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi mereka. Nampaknya peran negara-negara berkembang sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi global telah usai. Brazil dan Rusia adalah dua negara BRIC yang paling diujung tanduk saat ini, kegagalan mereka dalam menangani krisis keuangannya bisa menjadikan mereka kehilangan mahkota sebagai negara berkembang. Meski demikin, selamban-lambannya pertumbuhan ekonomi Cina, tetap saja kontribusi mereka ke perekonomian dunia masih lebih baik daripada AS dilihat dari hasil berdasarkan purchasing power parity.

AS memang selangkah didepan diantara negara-negara maju lainnya, ungkap Paul Mortimer-Lee, kapala ekonom BNP Paribas di New York. Presiden ECB Mario Draghi dan para koleganya masih dengan kebijakan pembelian kembali aset mereka untuk menghindari deflasi. Langkah ini sebelumnya manjur dilakukan oleh AS pada 2009. Sementara kebijakan anggaran AS juga dianggap lebih efektif dari kawasan Euro, tambah Mortimer-Lee.

Eropa sendiri disarankan Even Alberto Alesina, seorang profesor dari Harvard University agar melakukan pemangkasan pajak secara agresif untuk meningkatkan keuangan mereka. Sebaliknya, Jepang sendiri nampaknya memilih perekonomiannya kembali sebagaimana saat resesi dengan menaikkan pajak konsumsi hingga sebesar 8 persen dari sebelumnya yang hanya 5 persen pada 1 April 2014. (Lukman Hqeem | @hqeem | 2AC9FBE6)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*