Arab Saudi Putuskan Hubungan Diplomatik Dengan Qatar; Mungkinkah Berdampak Menguatkan Minyak dan Emas ?

Gejolak politik terjadi di kawasan Timur Tengah. Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dan semua hubungan darat dan udara dengan negara di Teluk Arab, Qatar pada hari Senin (05/06), mengatakan bahwa tindakan tersebut diperlukan untuk melindungi kerajaan dari apa yang digambarkannya sebagai terorisme dan ekstremisme.

Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir juga memutuskan hubungan dengan Qatar pada hari Senin.

Kantor berita resmi Arab Saudi, mengutip sebuah sumber resmi, mengatakan bahwa kerajaan tersebut telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dan konsuler dengan Qatar “melanjutkan pelaksanaan hak kedaulatannya yang dijamin oleh hukum internasional dan perlindungan keamanan nasional dari bahaya Terorisme dan Ekstremisme “.

Arab Saudi memutuskan semua kontak darat dan laut dengan Qatar dan mendesak semua negara dan perusahaan persaudaraan untuk melakukan hal yang sama.

Bahrain, sekutu Saudi yang dekat, juga mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dengan menuduh negara Teluk Arab tersebut mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri Bahrain.

Bahrain juga memutuskan kontak udara dan laut dengan Qatar dan memberi warganya di Qatar batas 14 hari untuk pergi.

Gejolak politik ini akankah mempengaruhi pasar, khususnya pasar Asia?

Ketegangan telah berkobar dalam Gulf Cooperation Council (GCC) enam anggota sejak Qatar News Agency yang dikelola negara membawa komentar mengkritik upaya untuk mengisolasi Iran setelah Presiden AS Donald Trump dan Raja Arab Saudi Salman bergantian menyerang Republik Islam pada pertemuan puncak Amerika-Muslim di Riyadh pekan lalu. .

Pejabat Qatar mengatakan pernyataan tersebut, yang sejak itu telah dihapus, adalah hasil kerja para hacker.

Langkah tersebut mempertanyakan masa depan Dewan Kerjasama Teluk, atau GCC. Qatar adalah satu dari enam anggota kelompok yang dibentuk pada tahun 1981 untuk mempromosikan persatuan di antara para anggota. Bahrain, Kuwait, Oman, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab adalah anggota GCC lainnya.

Seperti yang dilansir Bloomberg, Jepang dan Korea Selatan merupakan penerima terbesar, mengimpor sekitar 12 juta ton masing-masing, diikuti oleh China dengan sekitar 11 juta ton. Inggris juga membeli 7,3 juta ton LNG Qatari. Tanker yang membawa barang ekspor dari terminal Ras Laffan di Qatar harus melewati Selat Hormuz untuk bisa menavigasi ke pelabuhan pembeli.

Qatar adalah pengekspor gas alam cair terbesar di dunia, mengirimkan 79,6 juta ton bahan bakar super dingin tahun lalu, menurut International Group of Liquefied Natural Gas Importers.

Hambatan-hambatan distribusi gas alam ini bisa terjadi dengan adanya pemutusan hubungan diplomatik tersebut.

Hambatan distribusi dan pengiriman minyak mentah dan gas alam dapat menjadi sentimen untuk kenaikan harga minyak mentah.

Sementara tekanan kekuatiran gejolak politik Timur Tengah dapat meningkatkan permintaan aset safe haven seperti emas.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*