Apakah Wall Street akan Reli Lagi?

INILAHCOM, New York – Secara teknis, pasar saham berpotensi menunju level tertinggi baru. Tetapi ada keraguan yang mengganggu seperti isu kenaikan suku bunga acuan Fed, pemilu AS dan gaktor lain.

Pada analis memprediksi musim panas dapat menimbulkan ketidakpastian dan valoatilitas. “Pasar melemah pada pekan lalu tetapi pekan ini semua orang merasakan kenaikan. Apakah pelaku pasar sudah terlibat semuanya. Saya menilai terasa lebih konstruktif dari pada rekor tertinggi sebelumnya,” kata praktisi pasar, Scott Redler seperti mengutip cnbc.com.

Pada perdagangan Rabu waktu AS, indeks di Wall Street mengalami reli kuat. Indeks S&P500 naik 14 poin ke 2,090 atau level resistance. Indeks Dow menguat 145 poin ke 17.851 dan indeks Nasdaq menguat 33 poin ke 4.894.

“Kami masih mencoba untuk menguat lagi dan keluar di level tertinggi baru 2.134 yang menjadi kan indeks S&P500 ke level tertinggi di bulan Mei tahun lalu. Kami pikir kami bisa sampai di sana. Kami mengajak klien untuk berrmain di breakout ke tertingg baru,” kata Ari Wald, analis teknis di Oppenheimer.

Penguatan yang bersamaan telah menopang reli dengan siklus waktu yang lebih baik. Sektor energi merupakan penopang pada perdagangan kemarin setelah menjadi penguatan terbaik yang naik 1,5 persen. Saham sektor keuangan naik 1 persen atau bergerak lebih tinggi untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga.

“Pergerakan indeks sebelum breakout bisa berpotensi volatile. Kami siap untuk range-bound untuk perdagangan di pekan-pekan berikutnya. Level 2.111 adalah puncak tertinggi April bagi saya itu level yang paling penting. Ini sebagai akhi reli dari level terendah di bulan Februari. Kami telah memperbaiki posisi sejak saat itu,” lanjut Wald.

Pada perdagangan Kamis hari ini investor Wall Street akan menunggu data klaim pengangguran dan data barang tahan lama, data penjualan rumah yang tertunda, laporan keuangan seperti Toronto-Dominion, Dollar General, Dollar Tree, Royal Bank of Canada, Seadrill, Signet Jewelers, Chico’s FAS and Abercrombie & Fitch sebelum perdagangan. Sementara GameStop, Splunk and Palo Alto Networks melaporkan setelah penutupan.

Untuk harga minyak mentah AS jenis WTO berada di level US$49,75 per barel. Investor akan menunggu harga menembus US$50 per barel dengan dukungan produksi beberapa perusahaan. Tetapi apakah akan terjadi?

Harga minyak mentah, kata Gene McGillian akan mempengaruhi posisi ke depan. Walaupun ada beberapa kemungkinan yang dapat menahan prediksi tersebut. “Saya ingin mengatakan akan sulit bagi pasar mendorong lebih tinggi lagi. Kita melihat investor dalam posisi untuk menjual. Saya pikir lebih baik untuk menjual atau pergi,” kata analis dari Tradition Energy.

Beberapa analis saham termasuk dari Bank of America Merrill Lynch mencatar ada beberapa hambatan untuk penguatan indeks ke depan. Pasar akan melewati beberapa masalah mengadapi tangangan tersebut tanpa mengalami kerugian.

“Dalam pandangan kami, ada potensi untuk menjual di musim panas ini, sehingga ada potensi terjadi sell-off pada musim panas ini ke level terendah di bulan Februari, sekitar 1.800. Kami menargetkan akhir tahun masih 2.000,” kata analis di BoFAML Strategist, Jill Carey Hall.

Hall menambahkan, pasar akan mudah untuk mengalami koreksi antara 10-15 persen pada musim panas ini. Risiko terbesar adalah pengetatan dari The Fed. “Kami juga memiliki pemilu, kami memiliki referendum di Eropa. Minyak masih bisa negatif lagi,” katanya.

Untuk harga minyak, lanjutnya, masih bisa turunke US$39 per barel. walaupun masih jauh dari level terendah di bulan Februari di kisaran US$26 per barel.

Sementara analis dari The Lindsey Group, Peter Boockvar menilai penguatan kali ini tidak lama. Investor masih mengabaikan laporan laba bersih yang tidak memuaskan, data ekonomi yang lemah dan potensi inflasi yang naik karena pengaruh kenaikan harga minyak dan harga komoditas lainnya.

“Saya pikir akan menguji level terendah bulan Februari. Mereka masih bisa menjual, tetapi membuat situasi yang lebih sulit,” katanya.

Reli pasar saham telah mengejutkan banyak pihak pada pekan ini. Padahal indeks tertekan sejak Fed mengungkapkan pada pertemuan akhir April tentang rencana menaikkan suku bunga acuan jika data ekonomi telah membaik.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*