ANTM Ceria Sambut PP No.1/2017

INILAHCOM, Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyambut baik terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (PP No. 1 Tahun 2017).

Seiring dengan penerbitan PP No. 1 tahun 2017 tersebut, Antam menegaskan komitmen Perusahaan atas hilirisasi mineral. Regulasi tersebut yang memperbolehkan potensi bijih tertambang kadar rendah yang belum dapat termanfaatkan atau diolah dalam negeri, untuk dapat dijual di pasar ekspor.

Direktur Utama PT Antam, Tedy Badrujaman mengatakan sudah melakukan hilirisasi mineral sejak tahun 1974 melalui pengoperasian pabrik feronikel FeNi I. Saat ini, Antam sudah memiliki beragam fasilitas pengolahan mineral baik nikel, emas, perak maupun bauksit sehingga Antam selalu mendukung kebijakan hilirisasi Pemerintah.

“Dengan adanya ekspansi hilirisasi komoditas yang dimiliki Perusahaan menilai kebijakan ini membuka peluang ekspor potensi bijih tertambang kadar rendah yang belum dapat termanfaatkan atau diolah dalam negeri,” katanya, Senin (16/1/2017) seperti mengutip keterbukaan informasi di BEI.

Melalui pemanfaatan potensi tersebut, Antam memperoleh tambahan dana untuk percepatan hilirisasi, selain konservasi cadangan. Antam akan tetap berusaha memasok bijih nikel untuk kebutuhan smelter lain di dalam negeri yang
disesuaikan dengan rencana jangka panjang kebutuhan umpan pabrik yang telah dimiliki dan akan dibangun.

“Pemanfaatan potensi tersebut juga akan berdampak pada keberadaan bene8t ekonomis berupa pendapatan, pajak penghasilan, bea keluar, kesempatan kerja yang berkaitan dengan pemanfaatan bijih kadar rendah yang belum dapat
dikonsumsi pabrik Antam atau pabrik lain.”

Saat ini Antam tengah melakukan perhitungan detail untuk jumlah potensi bijih tertambang kadar rendah milik Antam yang belum dapat termanfaatkan atau diolah di dalam negeri.

Di tahun 2017, perseroan akan meningkatkan penjualan komoditas utama feronikel dan emas, serta penguatan efisiensi dan inovasi untuk menghadapi tantangan di tahun 2017 guna tetap memberikan imbal hasil yang baik ke pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Untuk feronikel, Antam menargetkan volume produksi dan penjualan di tahun 2017 masingmasing sebesar 24.100 ton nikel dalam feronikel (TNi). Untuk komoditas emas, Antam menargetkan produksi mencapai 2.270 kg dengan penjualan mencapai 11,4 ton.

Untuk mendorong penjualan emas, Antam telah secara resmi memasuki industri perhiasan dengan brand LM. Dengan 4 (empat) seri kalung dan bezel, yaitu Solidus dengan bezel Kawung, Nortia dengan bezel Mega Mendung, Magnus dengan bezel Parang Barong, dan Adorare dengan bezel Sido Mukti, seri produk Perhiasan LM melengkapi koleksi produk emas batangan motif batik. Antam juga telah memiliki 13 Butik Emas LM untuk mendukung penjualan emas ke pasar
ritel.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*