Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed, BI Ingin Jaga Confidence

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang rencananya akan dilakukan pada pertengahan 2015, Direktur Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia Dwitya Poetra menyebut, BI akan melakukan perbaikan kondisi fundamental serta menunjukkan bahwa BI dan pemerintah dapat berkoordinasi untuk memastikan soal perbaiki fundamental dengan cara reformasi struktural serta melalui kebijakan moneter BI saat ini yang cenderung ketat.

“Kita nggak bisa harus melawan potensi capital outflow karena dolar akan kembali ke sekuritas-sekuritas dengan mata uang Amerika yang kuat, makanya kita mengupayakan supaya pelaku pasar itu confidence bahwa BI pemerintah bisa menangani ini dengan baik,” katanya kepada Republika Online pada Rabu (1/4).

Ditegaskannya, BI, memiliki kebijakan moneter dan makro prudensial yang cenderung ketat. Artinya, ia menjaga supaya interest rate diferensial dari suku bunga di rupiah dan di amerika bisa tetep menarik sehingga orang tidak punya motivasi untuk keluar dari BI.

Kemudian, lanjut dia, dari sisi pemerintah, confiden telah ditunjukkan dengan melakukan rencana dan program perbaikan struktur misalnya perbaikan infrastruktur yang terkait dengan bagaimana menciptakan industri yang berorientasi ekspor. “Langkah ini agar tetap menjaga supaya investor dan pelaku asing di Indonesia tetap kerasan di Indonesia, makanya paket kebijakan dibuat,” tuturnya.

Sementara aksi reformasi pelaksanaannya butuh waktu panjang, maka dalam jangka pendek menjaga confidence menjadi penting. Dari sisi BI dengan kebijakan moneter prudensial, sekarang BI concern terhadaop defisit, inflasi serta mendorong sektor-sektor produktif agar terus berkembang. Selain itu, lanjut dia, kondisi suplay dan demand di pasar valas terpengaruh dari interaksi di politik. “Kalau isu politik bisa diperbaiki dengan baik, misalnya suaka polri dan KPK itu mungkinakan punya dampak yang positif kepada investor asing,” tuturnya.

Pada intinya, walaupun ada potensi kenaikan suku bunga amerika, tapi BI sudah siap di domestik. Dengan indikatornya yang ia lihat relatif baik. “Posisi PDB masih 5,19, inflasi 6,5 perbankan stabil, memang karena akun defisitnya saja yang 3,11 persen dan itu tapi sebetulnya faktor makro ekonominya tidak terlalu berat,” tuturnya.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*