Anggarkan Capex 1 Triliun Bangun Hotel Bintang Lima, Saham Pondok Indah Group Ini Belum Diminati Investor

Anggarkan Capex 1 Triliun Bangun Hotel Bintang Lima, Saham Pondok Indah Group Ini Belum Diminati Investor

Kabar terbaru datang dari salah satu perusahaan pengembang properti ternama di Indonesia, yaitu PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI). MKPI dikabarkan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1 trilyun di tahun 2014. Sumber pendanaan belanja modal tersebut sekitar 70 persen berasal dari pinjaman PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan sisanya dari kas internal.

Adapun belanja modal tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan hotel bintang lima di sebelah Pondok Indah Mall II. Proyek tersebut terdiri dari dua menara, yakni hotel dan residensial. Jika kita melihat laporan laba rugi perusahaan per-kuartal-3 2013, dapat dilihat bahwa perusahaan terus menunjukkan peningkatan pada pos pendapatan dan laba bersih nya.

Dapat dilihat pada kuartal-3 2013, pendapatan perusahaan naik sebesar 58,25 persen dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 721,916 miliar. Sedangkan untuk laba bersihnya naik 54,81 persen menjadi Rp 263,136 miliar. Peningkatan tidak hanya terjadi pada laporan laba rugi, tetapi juga pada laporan posisi keuangan perusahaan per kuartal-3 2013 dapat dilihat rejadi peningkatan total asset sebesar 2,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terus melakukan investasi ditiap kuartalnya. Jika diliat dari segi arus kas pun, kinerja perusahaan masih tergolong sehat dalam menjalankan siklus bisnisnya. Selain itu dari analisa fundamentalnya, terlihat bahwa total asset perusahaan dapat  memberikan kontribusi sebesar 9,25 persen atas laba bersih perusahaan sedangkan modal yang dimiliki perusahaan berkontribusi sebesar 14,49 persen atas laba bersihnya.

Namun, terkait aksi korporasi yang akan dilakukan oleh MKPI yang akan mendanai belanja modalnya dengan proporsi 70 persen (Sekitar Rp 700 miliar) berasal dari pinjaman bank dan 30 persen (sekitar Rp 300 miliar) dari kas internal harus dipertimbangkan kembali.

Mengacu pada laporan keuangan kuartal-3 2013, terlihat bahwa instrument kas dan setara kas yang dimiliki oleh MKPI hanya sekitar Rp 78 miliar, kondisi ini terlihat cenderung terus menurun dari kuartal 1, 2 dan 3. Dengan posisi kas yang dimiliki MKPI tersebut rasanya agak sulit bagi MKPI untuk membiayai investasi yang nilainya setara Rp 300 miliar tersebut diambil dari kas internal perusahaan.

Dari lantai bursa, pada perdagangan saham hari ini (18/2) terlihat bahwa belum ada transaksi atas saham MKPI. Harga yang bergerak flat di level 9.000 dan jarangnya terjadi perdagangan menyebabkan gerakan flat pada indikator teknikal. dengan demikian disarankan untuk terlebih dahulu menghindari saham ini karena kondisinya yang kurang likuid. 

Stephanie Rebecca/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research

Editor: Jul Allens

 


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*