Analisa Komprehensif Index, 17 November 2015

shadow

Sentiment Negatif Masih Membayangi Bursa Asia

Financeroll-Bursa saham Asia anjlok menuju level terendah dalam enam pekan, setelah serangan teroris mendera Perancis yang dikategorikan terburuk dalam satu dekade terakhir. Di sisi lain ekonomi Jepang kembali menuju resesi, sehingga menjadi faktor penguat muramnya performa bursa saham Asia.

MSCI Asia Pacific Index, turun 1.2% menuju 130.59 di Hongkong, lantaran data untuk item industri mengalami ritres. Japan’s Topix index, terkuras 0.9% setelah data Japan business investment melemah dan penurunan di sektor inventories menggiring pada kontraksi ekonomi.

PDB Jepang nampak mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dibayangi oleh performa negatif investasi bisnis. PDB Jepang untuk basis tahunun tercatat dalam laju 0.8% pada sepanjang 3 bulan terakhir hingga September, menyusul revisi turun 0.7% pada kuartal kedua

Sementara index Kospi mengalami ritres sebesar 1.5% dan index Hangseng menyusut 1.7%

Dari Amerika Serikat dilaporkan bahwa bursa AS menghentikan pelemahan bulan November dan harga emas menguat seiring dampak penyerangan di Paris terhadap pasar keuangan global mulai mereda. Selain itu, investor kembali fokus pada prospek penambahan stimulus moneter setelah mengalami pekan yang buruk dalam 2 bulan.

Indeks Standard & Poor’s 500 melonjak paling tajam dalam 3 pekan, rebound dari tekanan jual sebelumnya. Indeks S&P 500 ditutup naik 1,5%, ditutup pada sesi tertinggi dengan penguatan terbesar sejak 22 Oktober. Dow Jones Industrial Average DJIA ditutup naik 237,77 poin, atau 1,4%, menjadi berakhir pada level 17,483.01, dipimpin oleh saham energi Chevron Corp CVX dan Exxon Mobil Corp. Nasdaq Composite COMP naik 56,73 poin, atau 1,2%, dan berakhir pada 4,984.62.

“Kita mungkin tidak akan melihat banyak reaksi negative jika tragedi tersebut terjadi dua pekan lalu ketika indeks menguat sekitar 1%. Bukan berarti pelemahan juga tidak akan berlanjut, tetapi mengetahui dari mana sentiment pasar, ini membantu pergerakan lebih stabil,” ujar Frank Cappelleri, Market Technician Instinet LLC, seperti dikutip Bloomberg.

Analisa Teknikal Index:

Nikkei :

nikkei,17nov2015
Geliat Nikkei pada grafik H1, nampak sedang menatap resisten krusial pada arae 19710-19750. Penetrasi eksesif di atas 19750, membuka kans menyapa level 19852. Resisten kritis pada level 20005 Jika terjadi pola pembalikan menurun dan menerobos support 19620, berpeluang mengusik support 19482. Target berikutnya adalah 19340. Support kritis, 19112.

Resistant : 19750; 19852, 20005

Support : 19623, 19482; 19340

Skenario Transaksi :

Buy di 19580, Stop loss di 19480, Target di 19780

Sell di 19750, Stop Loss di 19850, Target di 19550

Kospi :

kospi,17nov2015

Gap-opening naik pada level 242.00 hari ini, Selasa (17/11/2015) dibandingkan penutupan Senin (16/11/2015) mengindikasikan kans Kospi untuk naik cukup terbuka dengan target awal 242.35-242.90. Penetrasi eksesif di atas 243.00 membuka peluang menyapa resisten 244.50

Jika terjadi pola bearish reversal dan menembus area 241.00, memungkinkan mengusik support 240.00-239.50. Support lanjutan berderet sejak level 237.20; 236.00 dan 232.60

Resistant : 242.35;, 244.50, 246.75

Support : 241.000, 238.75, 236.00

Skenario Transaksi :

Buy di 240.55, Stop Loss di 239.55, Target di 242.35

Sell di 244.20, Stop Loss 245.20, Target 242.20

Hangseng:

hangseng,17nov2015-b

Setelah ditutup naik pada level 22036 Senin (16/11/2015) Hangseng hari ini berpeluang meneruskan recovery dengan targe awal pada level 22244. Jika tembus memungkinkan menuju area 22518, lalu 22717. Resisten kritis terlihat pada level 23000.

Jika skenario tersebut gagal, dan berbalik tertekan di bawah level 21819, rentan tertekan menuju 21682, lalu 21528. Penetrasi eksesif di bawah 21528 akan memicu Hangseng terperosok pada area 21324 hingga 21097
.
Resistant : 22444;, 22518; 22717

Support : 21819, 21682;, 21324

Skenario Transaksi :

Buy di 22030 Stop loss 21870 Target 22230

Sell di 22510, Stop loss 22610, Target 22310


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*