Analis: Pasar lebih suka Fed naikkan suku bunga

JAKARTA. Rencana pertemuan The Fed pada 15-16 Desember 2015 mendatang menyita banyak perhatian. Hal ini terkait keputusan apa yang akan diambil pada pertemuan tersebut, apakah The Fed akan tetap menurunkan suku bunga acuan atau kembali menundanya.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan apabila The Fed menaikkan tingkat suku bunganya pada pekan depan, pasar modal akan terkena dampak. Namun, ia menilai, dampaknya tidak akan besar dan lama seperti yang dikhawatirkan selama ini.

“Tanggal 16 (Desember) sudah semakin dekat. Kita lihat mungkin kalau suku bunga naik, pasar akan shock sedikit. Tapi tidak akan terlalu lama, lihat saja bursa AS yang penurunannya lebih disebabkan harga minyak daripada isu The Fed,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (13/12).

Ia menyebutkan, pasar lebih suka The Fed menaikkan suku bunga pada pekan depan. Pasalnya, dengan kenaikan tersebut pasar memiliki kepastian.

“Sebenarnya kalau ada kepastian ada kenaikan dari The Fed, pasar paling fluktuasi sebentar. Tapi kalau tidak jadi naik, ya pasar akan berkonsolidasi lagi,” lanjutnya.

Senada dengan Hans, David Sutianto memandang, kepastian The Fed menaikkan suku bunga akan berdampak baik bagi pasar. Pasalnya, perusahaan dapat menyusun strategi jangka panjang. Lain halnya bila The Fed kembali menahan, yang membuat pasar cenderung menunggu.

“Kalau dinaikkan suku bunga The Fed berarti kondisi ke depan jelas. Besarannya berapa dan kapan? Investor jadi bisa susun strategi untuk tahun depan. Kalau tidak dinaikkan pasar mungkin untuk beberapa waktu sedikit tenang, tapi jadi tidak punya strategi jangka panjang,” jelasnya.

Ia menyatakan, pasar sudah siap untuk menghadapi kenaikan The Fed. “Saya rasa, 0.50% sampai 0.75% pasar sudah sudah siap. Tapi paling naiknya di Januari 2016, karena The Fed menaikkannya secara bertahap. Kalau keputusannya dinaikkan, mereka akan menaikkan terus. Sampai lima tahun ke depan, rencana kenaikannya hingga 4%,” papar David.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*