INILAHCOM, Jakarta–Rencana PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) untuk kembali mengakuisisi tambang batuvbara di Kalimantan dinilai akan memberikan dampak positif bagi perseroan.
“Hal ini akan meningkatkan cadangan batubara perseroan dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan pendapatan perseroan di kemudian hari,” kata Kiswoyo Adi Joe, analis riset PT Recapital Securities mengatakan kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Hingga tahun lalu, sumber daya batubara perseroan mencapai 8,27 miliar ton, sedangkan jumlah cadangan mencapai 3,33 miliar ton. “Jumlah tersebut terbilang dominan pada wilayah izin usaha pertambangan di Provinsi Sumatera Selatan dan Riau,” ucapnya.
Untuk ekspansi tahun depan, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar US$500 juta. “Belanja modal tersebut akan di gunakan untuk kebutuhan ekspansi dua pembangkit listrik dan ekspansi lainnya,” tutur dia.
Lebih lanjut, untuk belanja modal tahun ini sebagian besar akan terserap untuk mengoptimalisasi produksi dan efisiensi melalui elektrifikasi. Hingga sembilan bulan 2016, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp10,04 trilliun atau turun 4,3% secara tahunan sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp1,06 trilliun atau turun 29,33% secara tahunan.
Asal tahu saja, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah mematangkan rencana untuk kembali mengakuisisi tambang batubara di Kalimantan. Aksi korporasi ini mempertimbangkan potensi pengembangan usaha di sektor di tenaga listrik.
Aksi akuisisi tambang batubara terakhir yang dilakukan perseroan di Kalimantan adalah akuisisi PT Tabalong Prima Resources (TPR) yang berlokasi di Tabalong, Kalimantan Selatan pada 2015. Ketika itu aksi akuisisi dilakukan Perseroan melalui anak usaha, PT International Prima Coal (IPC).
TPR memiliki sumber daya batubara sebanyak 292 juta ton dan cadangan 109 juta ton dalam wilayah IUP operasi dan produksi seluas 3.145 hektar dengan rata-rata hitungan stripping ratio sebesar 4,16. [jin]
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind