Aksi The Fed Potensi Tekan Wall Street

INILAHCOM, New York – Mantan anggota Kongres Texas, Ron Paul meramalkan bahwa tindakan Federal Reserve akan menimbulkan konsekuensi serius bagi pasar saham Amerika.

Misalnya saja dengan angka pertumbuhan terakhir yang menunjukkan bahwa ekonomi mungkin telah menunjukkan yanda pelemahan.

Menurut data pemerintah yang dirilis Jumat (28/4/2017), produk domestik bruto (PDB) AS telah turun menjadi 0,7% pada kuartal pertama. Ini menjadi level terendah selama tiga tahun.

Pemicunya karena pengeluaran pribadi turun ke tingkat terburuknya sejak 2009. Data tersebut berasal dari kinerja keuangan yang menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja telah menurun sedikit pada Maret dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meskipun tingkat pengangguran turun.

Paul melanjutkan koreksi tidak dapat dihindari, bahkan saat investor mencapai rekor tertinggi baru di Nasdaq Composite. “Kita menghabiskan terlalu banyak, kita meminjam terlalu banyak, dan kita mendistorsi pasar. Semakin besar distorsi yang terjadi maka semakin besar dampaknya nanti,” kata Paul yang beberapa kali mencalonkan diri sebagai presiden ini.

The Fed akan mengadakan pertemuannya untuk membahas suku bunga pada pekan pertama di bulan Mei. Wall Street tidak memprediksi adanya kenaikan suku bunga saat ini. Namun konsensus tersebut masih menyerukan akan terjadi dua kali kenaikan suku bunga tahun ini.

Dalam beberapa bulan mendatang The Fed juga berencana untuk melepas neraca yang memiliki obligasi senilai US$4,5 triliun.

Namun, Paul yang berasal dari Republik dan terkenal dengan kebijakan libertariannya memperkirakan bahawa hal ini sedikit terlambat. Ia telah memperingatkan The Fed akan mendorong ekonomi melewati batas dan seharusnya membiarkan pasar menentukan tingkat bunga.

“Ini sangat buruk dalam 10 hingga 15 tahun terakhir, maksud saya mereka telah menurunnkan suku bunga menjadi sangat rendah, dan semua orang mengetahui adanya Greenspan di sana,” kata Paul yang yakin bahwa The Fed akan melonggarkan suku bunga karena penurunan pasar.

“Ada cukup bukti meskipun ada beberapa euforia di Wall Street. Saya kira ada masalah serius yang terjadi dengan ekonomi,” tambahnya seperti mengutip cnbc.com.

Masalah utama yang dilihat Paul adalah pengeluaran yang tidak terkendali dan masalah keuangan yang mempengaruhi kelas menengah.

“Ketika kebijakan moneter menghancurkan mata uang, kebijakan itu selalu menghancurkan kelas menengah,” katanya.

Bahkan tonggak sejarah Nasdaq pun mengubah pidato Paul di pasar. Indeks menembus 6.000 minggu ini untuk pertama kalinya.

“Yang harus dilakukan adalah kembali ke tahun 2000 dan Nasdaq berada di 5.000 . Dan sekarang sampai akhir 6.000 setelah 17 tahun,” kata Paul.

“Emas saat itu kurang US$300 dan itulah saat ini US$1.200. Jadi saya mengatakan bahwa emas telah melakukan yang terbaik dalam periode waktu itu. Dan selain terjadi kenaikan 20% di Nasdaq, jika terjadi diskon karena inflasi maka bisa disimpulkan bahwa itu bukan investasi terbesar di dunia,” jelasnya. [hid]
    


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*