Aksi Lepas Saham Lebih Dominan, Pasar Uang Domestik Melemah


shadow

Financeroll – Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (7/11) Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta melemah sebesar 36 poin menjadi Rp 12.184 dibanding sebelumnya Rp 12.148 per dolar AS.  Penguatan dolar AS masih didukung oleh sentimen fundamental dari ekonomi Amerika Serikat menyusul beberapa data ekonomi yang dinilai mengalami perbaikan sehingga mendorong pelaku pasar uang cenderung masuk ke instrumen dolar AS.  Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 46 poin gara-gara tekanan jual investor asing. Indeks pun balik lagi ke kisaran 4.900-an.  Indeks tak bertahan lama di zona hijau, hanya mampu naik ke titik tertingginya hari ini di 5.040,971.

Mata uang dolar AS dinilai masih menarik menyusul data klaim pengangguran AS yang baru dirilis menunjukan mengalami penurunan, dengan demikian pemulihan ekonomi di AS  masih berlanjut.  Di sisi lain,  dolar AS juga terbantu oleh terkoreksinya mata uang Euro setelah bank sentral Eropa (ECB) menegaskan kesiapannya untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut jika dibutuhkan.  Meski  demikian, penguatan dolar AS masih dibatasi oleh antisipasi investor yang bersikap waspada menjelang publikasi data “non-farm payroll” dan tingkat pengangguran AS yang sedianya akan dipublikasikan pada akhir pekan waktu setempat.

Data itu menjadi salah satu indikator yang dapat turut menentukan seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menaikan suku bunganya.  Dari dalam negeri,  masih cukup kuatnya kabar yang beredar mengenai wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum awal tahun 2015 menahan laju dolar AS terhadap rupiah lebih tinggi di pasar keuangan dalam negeri.  Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat ini (7/11), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.149 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 12.179 per dolar AS.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi I, IHSG turun 24,939 poin (0,50%) ke level 5.009,292 gara-gara aksi jual investor asing. Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menjadi satu-satunya bursa yang merah di regional.  Aksi jual mulai melanda bursa regional sehingga banyak pasar saham yang akhirnya melemah. Indeks pun sempat terjerembab ke posisi terendahnya hari ini di 4.979.  Pada akhir perdagangan,   IHSG jatuh 46,807 poin (0,93%) ke level 4.987,424. Sementara Indeks LQ45 anjlok 10,330 poin (1,20%) ke level 847,286.  Hanya satu indeks sektoral yang mampu menguat, yaitu sektor pertambangan. Hampir semua sektor merah gara-gara aksi jual.

Tercatat, transaksi investor asing hingga sore hari ini  melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 181,531 miliar. Sedangkan di pasar reguler saja net sell sebesar Rp 338,486.  Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 190.827 kali dengan volume 4,961 miliar lembar saham senilai Rp 4,572 triliun. Sebanyak 95 saham naik, 195 turun, dan 84 saham stagnan.

Sementara bursa di Asia pun terkena tekanan jual dan rata-rata menutup perdagangan akhir pekan di zona merah. Hanya bursa saham Jepang yang bertahan di zona hijau.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 naik 87,90 poin (0,52%) ke level 16.880,38, Indeks Hang Seng melemah 99,07 poin (0,42%) ke level 23.550,24, Indeks Komposit Shanghai turun 7,69 poin (0,32%) ke level 2.418,17, dan Indeks Straits Times berkurang 5,24 poin (0,16%) ke level 3,285.72. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*