Aksi Jual Saham di Eropa Meningkat

London – Indeks-indeks saham utama Eropa anjlok lagi, Selasa (2/2), setelah BP mengumumkan kerugian tahunan sangat besar, seiring terpuruknya sektor energi akibat kemerosotan harga minyak mentah dunia.

Indeks saham London turun 1,6%. Harga saham raksasa energi Inggris BP anjlok hampir 9% setelah perseroan membukukan kerugian terbesar dalam setidaknya 20 tahun akibat jatuhnya harga minyak mentah.

BP mencatat rugi setelah pajak US$ 6,48 miliar tahun lalu, dibandingkan perolehan laba bersih US$ 3,78 miliar pada 2014. Akibatnya, BP mengumumkan pengurangan karyawan lagi sebanyak 3.000.

Harga saham BP pun jatuh 8,6% menjadi 335,40 sen poundsterling. Rivalnya Royal Dutch Shell menyatakan, harga saham B-nya turun 4,1% menjadi 1.438 sen poundsterling. Sementara itu, harga saham raksasa minyak Prancis Total anjlok 4,1% di level 38,35 euro.

“Cerita lama terulang lagi, yakni saham-saham energi dan bahan mentah kembali menyeret turun FTSE karena BP mengumumkan hasil yang sangat mengecewakan,” ujar Brenda Kelly, pialang dari London Capital Group.

Harga minyak mentah pada Selasa turun 1,50%. Momentum penurunan dan fundamental ekonominya, yakni pasokan dan permintaan, tambah Kelly, menunjukkan bahwa dalam jangka pendek harga akan kembali menuju US$ 30 per barel.

Kebanyakan pasar sudah kehilangan momentum setelah lonjakan pada Jumat pekan lalu, ketika Bank of Japan (BoJ) mengadopsi suku bunga negatif untuk memacu kredit, merangsang pertumbuhan, dan mengangkat laju inflasi. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi, Senin (1/2), mengatakan, pihaknya siap menyokong pemulihan ekonomi, yang artinya akan ada lagi stimulus bagi zona euro.

“Sentimen positif yang ditimbulkan oleh BoJ sudah sirna, meskipun Mario Draghi juga mengindikasikan tambahan stimulus,” ujar Russ Mould, direktur investasi AJ Bell.

Dia menambahkan, saat ini jelas bahwa bank-bank sentral utama dunia tidak akan berhenti melontarkan instrumennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Tapi pasar finansial, tambah Mould, mungkin sedikit kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan bank sentral untuk melakukannya.

Sentimen juga terpukul oleh lemahnya data pabrik di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Tapi, indeks saham Shanghai, pada Selasa, rally setelah People’s Bank of China (PBoC) mengucurkan likuiditas miliaran dolar AS ke pasar finansial sebelum Imlek.

Aktivitas manufaktur AS turun untuk empat bulan berturut-turut pada Januari 2016, sedangkan belanja konsumen stagnan pada Desember 2015. Kegiatan manufaktur Tiongkok pada Januari menyentuh level terendah dalam tiga tahun.

Iwan Subarkah/PYA

AFP/Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*