Aksi Jual Mendominasi, Pasar Uang Domestik Melemah


shadow

Financeroll – Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (26/9) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 55 poin menjadi Rp 12.008 dibanding posisi sebelumnya Rp 11.953 per dolar AS.  Faktor negatif eksternal terkait suku bunga acuan AS (Fed rate) serta masih memanasnya konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina masih membebani mata uang domestik sehingga rupiah kembali berada di area negatif.  Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 68 poin lantaran  maraknya aksi jual. Investor asing lepas saham hingga lebih dari satu triliun rupiah.  Menutup perdagangan Sesi I, IHSG jatuh 84,465 poin (1,62%) ke level 5.116,914 setelah makin marak aksi jual investor asing.

Sentimen eksternal itu dapat memperlambat perbaikan ekonomi global, maka dampaknya mata uang negara-negara berkembang menjadi kurang diminati pelaku pasar uang.  Dari dalam negeri, lanjut dia, faktor politik terkait hasil sidang paripurna DPR yang menyetujui RUU Pilkada secara tidak langsung dinilai negatif oleh sebagian pelaku pasar keuangan, kondisi itu menambah beban bagi mata uang rupiah.

Meski sentimennya tidak signifikan namun cukup mempengaruhi pasar uang domestik.  Indeks dolar AS terhadap serangkaian mata uang utama masih berada di level tinggi menyusul meningkatnya outlook pertumbuhan AS sehingga menambahkan perkiraan the Fed akan bergerak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga.

Di sisi lain,   the Fed juga masih tetap pada jalurnya untuk mengakhiri program pembelian obligasi pada bulan Oktober mendatang, sehingga potensi penguatan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang masih akan berlanjut.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat (26/9) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.007 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 11.947 per dolar AS.

Dari bursa saham, posisi terendah yang sempat dihinggapi Indeks hari ini ada di level 5.105,032. Tekanan jual tak ada henti-hentinya sejak pembukaan perdagangan.  Pada akhir perdagangan akhir pekan, Jumat (26/9), IHSG jatuh 68,816 poin (1,32%) ke level 5.132,563. Sementara Indeks LQ45 anjlok 13,887 poin (1,57%) ke level 870,523.

Tercatat seluruh indeks sektoral di lantai bursa kena koreksi. Koreksi paling dalam dialami sektor tambang dan finansial, sektor tempat saham-saham unggulan.  Investor lokal masih mencatat pembelian bersih. Namun investor asing terpantau melakukan penjualan bersih (foreign net sell) sekitar Rp 1,4 triliun di pasar reguler.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 225.051 kali dengan volume 5,2 miliar lembar saham senilai Rp 6,6 triliun. Sebanyak 66 saham naik, 240 turun, dan 64 saham stagnan.  Hanya satu bursa saham di Asia yang berhasil menguat, yaitu pasar saham Tiongkok. Bursa regional lainnya terjebak di zona merah.

Sementara  situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 jatuh 144,28 poin (0,88%) ke level 16.229,86, Indeks Hang Seng turun 89,72 poin (0,38%) ke level 23.678,41, Indeks Komposit Shanghai naik 2,61 poin (0,11%) ke level 2.347,72, dan  Indeks Straits Times menipis 1,09 poin (0,03%) ke level 3.289,90. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*