Aksi Jual Masih Dominan, Pasar Uang Domestik Melambat


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Selasa (6/1) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 84 poin menjadi Rp 12.669 dibanding posisi sebelumnya Rp 12.585 per dolar AS.   Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 38 poin menyusul koreksi d yang terjadi sebagian saham di lantai bursa. Tekanan jual gencar dilakukan investor asing.  Tekanan ambil untung langsung marak terjadi sejak awal pembukaan perdagangan.

Ekspektasi pasar terkait bank sentral AS (Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga (Fed rate) masih membayangi pasar keuangan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.  Dari dalam negeri,   data perekonomian Indonesia yang telah dirilis menunjukkan perlambatan kinerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan November 2014 mengalami defisit sebesar 420 juta dolar AS.

Inflasi Desember 2014 mencapai 2,46 persen, lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2,1-2,2 persen.  Ke depan, inflasi diperkirakan juga masih kembali tinggi, begitupun dengan kinerja neraca perdagangan Indonesia yang juga diperkirakan kembali defisit. Kondisi itu masih menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.

Harapan positif di pasar mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur akan menjadi modal bagi pondasi mata uang rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam.  Diharapkan harapan itu segera terealisasi dan dirasakan dampaknya.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (6/1) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 12.658 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (5/1) di posisi Rp 12.589 per dolar AS.

Dari bursa saham IHSG anjlok 40,943 poin (0,78%) ke level 5.179,052 setelah terkena tekanan jual. Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi jual.  Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun kompak melemah sejak pagi tadi. Posisi terendah yang sempat disinggahi Indeks siang ini ada di level 5.176,339.

Pada akhir perdagangan  IHSG berkurang 50,935 poin (0,98%) ke level 5.169,06. Sementara Indeks LQ45 mundur 10,067 poin (1,12%) ke level 888,203.  Dana asing masih terus mengalir ke luar lantai bursa sejak akhir tahun lalu. Transaksi investor asing sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 439,993 miliar di seluruh pasar.

Tercatat perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 267.596 kali dengan volume 5,922 miliar lembar saham senilai Rp 4,701 triliun. Sebanyak 64 saham naik, 234 turun, dan 77 saham stagnan.  Bursa saham Tiongkok menjadi satu-satunya yang berhasil ditutup menguat sore ini. Bursa-bursa Asia lainnya jatuh ke zona merah akibat koreksi tajam Wall Street semalam.

Sementara situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini:  Indeks Nikkei 225 amblas 525,52 poin (3,02%) ke level 16,883.19, Indeks Hang Seng melemah 235,91 poin (0,99%) ke level 23.485,41, Indeks Komposit Shanghai naik tipis 0,93 poin (0,03%) ke level 3.351,45, dan  Indeks Straits Times anjlok 46,51 poin (1,40%) ke level 3.281,77. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*