Aksi Jual Masif, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan  Rabu (3/6) kurs Rupiah bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp 13.183 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.210 per dolar AS.  Adanya optimisme kesepakatan dana talangan utang Yunani untuk menghindari gagal bayar pinjaman pada kreditur internasional menekan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah.  Sementara  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 83 poin menyusul koreksi yang terjadi di saham-saham unggulan. Dana asing setengah triliun rupiah mengalir ke luar lantai bursa.  Pada awal perdagangan pagi tadi, IHSG turun 12,460 poin (0,24%) ke level 5.201,356 akibat minimnya sentimen positif. Investor asing masih terus melepas saham.

Kreditur Yunani hampir merampungkan draf perjanjian dengan pemerintah Yunani, itu diharapkan dapat menambah momentum baru dalam mengatasi masalah utang Yunani yang telah berlarut-larut.  Di sisi lain, data inflasi zona euro juga lebih baik dari yang diperkirakan pasar. “Rebound” inflasi zona Euro itu mengangkat mata uang euro terhadap dolar AS, kondisi itu juga berimbas positif ke mata uang berkembang lainnya. Data-data Amerika Serikat kurang begitu baik menambah tekanan bagi mata uang dolar AS. 

Rilis peningkatan angka klaim pengangguran Amerika Serikat yang dibarengi dengan turunnnya produk domestik bruto (PDB) menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.  Meski demikian, kenaikan rupiah masih rentan menyusul masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Tetap mewaspadai adanya potensi pembalikan arah bagi rupiah ke depannya.  Belum adanya sentimen positif tentunya akan membuat laju mata uang rupiah rentan bergerak melemah.

Dari bursa saham, indeks sama sekali tidak menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Indeks terus meluncur di zona merah hingga ke titik terendahnya hari ini di 5.129,609.  Menutup perdagangan Sesi, IHSG anjlok 70,239 poin (1,35%) ke level 5.143,577 akibat maraknya tekanan jual. Indeks hampir saja meninggalkan level 5.200. Sembilan indeks sektoral jatuh ke zona merah akibat tekanna jual.  Hanya sektor agrikultur yang masih bertahan positif.  Pada akhir perdagangan, Rabu (3/6/2015), IHSG ditutup jatuh 83,317 poin (1,60%) ke level 5.130,499. Sementara Indeks LQ45 ditutup merosot 17,576 poin (1,94%) ke level 887,199.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 521,608 miliar di seluruh pasar.

Tercatat perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 279.740 kali dengan volume 8,74 miliar lembar saham senilai Rp 8,242 triliun. Sebanyak 87 saham naik, 192 turun, dan 89 saham stagnan.  Volume dan nilai perdagangan hari ini melonjak tinggi setelah ada transaksi jual-beli saham PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) senilai Rp 2,1 triliun di pasar negosiasi. Transaksi tersebut dilakukan broker Credit Suisse (CS) dan Morgan Stanley (MS).

Di sisi lain, bursa-bursa di Asia menutup perdagangan dengan mixed sore hari ini. Sentimen negatif dari Wall Street semalam membuat pasar saham Jepang dan China melemah.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini:  Indeks Nikkei 225 melemah 69,68 poin (0,34%) ke level 20.473,51, Indeks Hang Seng naik 190,75 poin (0,69%) ke level 27.657,47, Indeks Komposit Shanghai menipis 0,55 poin (0,01%) ke level 4,909.98, dan  Indeks Straits Times menguat 10,59 poin (0,32%) ke level 3.351,34. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*