Aksi Jual Lebih Dominan, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll Pada perdagangan Senin (25/5) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  bergerak menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp 13.155 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.158 per dolar AS.  Kurs rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat seiring dengan masih adanya respon positif dari pelaku pasar uang terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang masih cukup stabil.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menjauh dari level 5.300,  lantaran aksi ambil untung. Indeks berkurang 26 poin di awal pekan. Beberapa saham unggulan yang pekan lalu naik kini jadi sasaran aksi ambil untung.  

Sentimen dari lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) yang memberikan kenaikan outlook peringkat utang Indonesia menjadi positif pada pekan lalu masih menjadi salah satu faktor penopang mata uang rupiah.  Sebagian pelaku pasar uang masih memandang positif setelah adanya perubahan outlook itu. Diharapkan pemerintah bekerja cepat dalam merealisasikan pembangunan infrastruktur, dengan begitu potensi Indonesia untuk masuk ke level investment grade akan terbuka.  Penguatan rupiah masih tertahan dikarenakan data indeks harga konsumen (CPI) inti Amerika Serikat bulan April yang dirilis lebih bagus dari perkiraan pasar. CPI merupakan salah satu indikator inflasi sehingga hasil data itu dapat memperbesar peluang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS.

Ekspektasi suku bunga yang masih membayangi tetap membuat dolar AS berada dalam tren penguatan. Pasar kini berspekulasi the Fed akan mulai melakukan pengetatan moneter di semester kedua tahun ini. Spekulasi itu akan menjaga penguatan perdagangan dolar AS.  Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (25/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.186 dibandingkan hari sebelumnya (22/5) Rp 13.136.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi I, IHSG melemah 23,315 poin (0,44%) ke level 5.291,838. Indeks melemah sendirian di antara bursa Asia yang kompak menguat. Aksi ambil untung membuat Indeks jatuh ke zona merah.  Indeks sama sekali tidak menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Saham-saham bank jatuh paling dalam di siang hari ini.  Pada akhir perdagangan awal pekan, Senin (25/5), IHSG ditutup berkurang 26,791 poin (0,50%) ke level 5.288,361. Sementara Indeks LQ45 ditutup mundur 5,684 poin (0,61%) ke level 920,919.  Transaksi investor asing hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 136,548 miliar di seluruh pasar.

Tercatat perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 166.675 kali dengan volume 4,752 miliar lembar saham senilai Rp 3,828 triliun. Sebanyak 85 saham naik, 198 turun, dan 97 saham stagnan.  Sejumlah bursa di Asia menutup perdagangan sore ini dengan kompak menguat.    Sedangkan situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 menguat 149,36 poin (0,74%) ke level 20.413,77, Indeks Komposit Shanghai melonjak 156,20 poin (3,35%) ke level 4.813,80, dan  Indeks Straits Times naik 11,72 poin (0,34%) ke level 3.461,90. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*