Aksi Jual Cukup Masif, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

FinancerollPada perdagangan Jumat (17/4)  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  bergerak menguat sebesar 49 poin menjadi Rp 12.856 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.905 per dolar AS.  Mata uang rupiah kembali mengalami apresiasi terhadap dolar AS di tengah euforia investor terhadap data ekonomi dalam negeri yang terbilang posiitif.  Sementara   IHSG  turun 10 poin setelah seharian bergerak datar. Aksi jual investor asing memaksa IHSG jatuh ke zona merah. Menutup  perdagangan Sesi I, IHSG menipis 0,358 poin (0,01%) ke level 5.420,375. Indeks bergerak datar dan stagnan memasuki penutupan perdagangan Sesi I.

Kurs Rupiah mampu mengalami kenaikan seperti harapan kami sebelumnya setelah data ekonomi domestik yang cukup positif.  Di sisi lain,   munculnya spekulasi tentang pengunduran waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate) menyusul beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS)  masih di bawah ekspektasi memicu dolar AS mengalami tekanan terhadap mayoritas mata uang global.  Dari berbagai indikator yang ada The Fed berpotensi besar merealisasikan kenaikan suku bunganya pada September tahun ini.

Kekhawatiran yang ada adalah kurs melemah dan terjadi ’capital outflow’ karena dana yang ada dan tersebar di beberapa negara akan masuk ke AS. Indonesia perlu untuk meyakinkan dan mengajak lebih banyak investor agar tetap bertahan di sini.   Indonesia bisa meminimalisir risiko itu jika pemerintah mampu mengendalikan angka inflasi. Tingkat inflasi yang sampai Maret 2015 ada di kisaran 6,3 persen menurutnya relatif tinggi.  Sejauh ini, beberapa kebijakan Bank Indonesia (BI) memang cukup baik untuk mengatasi kurs, jika Fed fund rate naik, BI butuh fleksibilitas untuk mengimbanginya.  

Beberapa saham agrikultur naik cukup tinggi berkat aksi beli investor domestik. Enam sektor industri melemah, empat sisanya menguat.  Pada akhir  perdagangan akhir pekan, IHSG ditutup berkurang 10,089 poin (0,19%) ke level 5.410,644. Sementara Indeks  unggulan LQ45 ditutup turun 3,468 poin (0,37%) ke level 938,758.   Tercatat  transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 576,599 miliar di seluruh pasar.  Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 173.745 kali dengan volume 7,195 miliar lembar saham senilai Rp 5,554 triliun. Sebanyak 139 saham naik, 144 turun, dan 93 saham stagnan.

Sementara  pasar saham China yang bisa positif sore ini, bahkan hingga melesat lebih dari 2%. Bursa-bursa Asia lainnya harus menutup perdagangan di zona merah.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 anjlok 232,89 poin (1,17%) ke level 19.652,88, Indeks Hang Seng turun 86,59 poin (0,31%) ke level 27.653,12, Indeks Komposit Shanghai melonjak 92,47 poin (2,20%) ke level 4.287,30, dan  Indeks Straits Times melemah 11,55 poin (0,33%) ke level 3.520,06. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*