Aksi Beli Lebih Dominan, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan  Rabu (26/11) pergerakan  nilai  tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah tipis menjadi Rp 12.164 dibandingkan posisi sebelumnya Rp  12.163 per dolar AS.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound 14 poin berkat penguatan saham-saham di sektor aneka industri. Aksi beli mulai marak jelang penutupan perdagangan.  Pada awal perdagangan pagi tadi, IHSG naik 6,294 poin (0,12%) ke level 5.125,239 di tengah koreksi bursa-bursa Asia.

Penaikan harga BBM bersubsidi akan mendorong inflasi November 2014, namun diyakini kenaikan inflasi masih dapat terjaga menyusul langkah cepat Bank Indonesia (BI) yang menaikan suku bunga acuan (BI rate). Sementara untuk data neraca perdagangan, akan mengalami penurunan defisit meski belum signifikan.  Laju mata uang rupiah juga masih dibayangi oleh data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal III 2014 yang tumbuh 3,9 persen sehingga potensi dolar AS melanjutkan penguatan di pasar uang domestik cukup terbuka.  Ekonomi AS memang cenderung lebih baik dibandingkan negara maju lainnya seperti di negara-negara kawasan Eropa, Jepang,  dan Tiongkok.

Meski rupiah cenderung melemah, namun pergerakannya masih relatif stabil. Kondisi Rupiah yang cukup stabil itu dimulai sejak pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.  Diharapkan kebijakan pemerintah itu dapat mendorong ekspektasi pelaku pasar di dalam negeri positif terhadap fundamental ekonomi Indonesia ke depan sehingga mampu menopang mata uang domestik.  Pada pekan ini,  diperkirakan kurs Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 12.135-Rp 12.185 per dolar AS.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (26/11) ini tercatat mata uang Rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.160 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 12.166 per dolar AS.

Dari bursa saham, investor belum terlalu bersemangat karena minimnya sentimen positif. Namun saham-saham unggulan bisa menguat berkat aksi beli selektif.  Menutup  perdagangan SesiI I, IHSG menipis 8,472 poin (0,17%) ke level 5.110,473. Aksi jual investor asing membuat indeks jatuh ke zona merah. Indeks bergerak di rentang yang tipis.  Tercatat setelah naik di awal perdagangan, IHSG tak lama langsung kena koreksi. Investor asing masih terus melepas saham gara-gara kurangnya sentimen positif.  Menutup perdagangan   IHSG menguat 14,091 poin (0,28%) ke level 5.133,036. Sementara Indeks unggulan LQ45 tumbuh 3,310 poin (0,38%) ke level 884,587.

Selain saham di sektor aneka industri, saham-saham di agrikultur, pertambangan, konstruksi, manufaktur, dan konstruksi juga rata-rata berhasil menguat. Investor asing memutuskan beli saham di menit-menit terakhir.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 692,357 miliar di seluruh pasar, sedangkan di pasar reguler hanya Rp 137,269 miliar.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 218.617 kali dengan volume 5,74 miliar lembar saham senilai Rp 4,703 triliun. Sebanyak 145 saham naik, 140 turun, dan 103 saham stagnan.  Bursa-bursa regional masih bergerak variatif hingga siang hari ini. Pasar saham Tiongkok dan Hong Kong mampu bertahan di zona hijau. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*