Aksi Ambil Untung Picu Harga Minyak Mentah Limbung

INILAHCOM, New York – Tersapu aksi jual pasar-pasar global akibat kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi, harga minyak jatuh pada Jumat (10/6/2016)) waktu AS, karena investor merealisasikan keuntungan dari kenaikan baru-baru ini.

Penghindaran risiko mendominasi pasar menjelang keputusan suku bunga AS oleh Federal Reserve pada Rabu depan dan pemungutan suara di Inggris tentang meninggalkan Uni Eropa atau tetap di Uni Eropa pada minggu berikutnya.

“Kami pasti telah melihat kekhawatiran tentang prospek ekonomi global … secara umum ada semacam flight to quality (aksi investor memindahkan modal mereka dari investasi berisiko ke investasi yang paling aman),” kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

“Anda melihat orang-orang membeli emas, menjual saham-saham mereka dan menjual minyak di pasar karena kekhawatiran.” Patokan AS, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 1,49 dolar AS menjadi 49,07 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, berakhir di bawah 50 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Senin.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, patokan Eropa, turun 1,41 dolar AS menjadi ditutup pada 50,54 dolar AS per barel.

Membayangi pasar referendum Inggris pada 23 Juni yang bisa mengarah pada pemisahan negara itu dari 28 negara Uni Eropa. Potensi “Brexit” menimbulkan kekhawatiran akan merugikan pertumbuhan ekonomi Eropa, mendorong investor mengurangi eksposur terhadap risiko-risiko, kata Tim Evans dari Citi Futures.

“Pasar minyak sedang melihat alirannya sendiri terkait penjualan, karena para pedagang cenderung mengambil keuntungan dari kenaikan baru-baru ini menjelang akhir pekan,” kata Evans.

Awal pekan ini, WTI mencapai tingkat tertinggi dalam hampir satu tahun didukung oleh gangguan produksi di Nigeria akibat serangan kelompok militan, dan lebih luas lagi, oleh anggapan bahwa kelebihan pasokan global sudah berkurang.

“Kami masih memiliki banyak minyak di pasar,” kata Gene McGillian dari Tradition Energy McGillian.

“Anda tidak bisa benar-benar mengabaikan fakta kita masih memiliki persediaan mendekati rekor di Amerika Serikat dan di seluruh dunia … meskipun ada tanda-tanda menurunnya produksi di AS dan gangguan pasokan yang tidak direncanakan di negara-negara seperti Nigeria dan Libya.” Dengan harga hampir dua kali lipat dari posisi terendah Februari, ada indikasi bahwa produksi AS mulai stabil. Data resmi pada Rabu menunjukkan peningkatan produksi mingguan pertama dalam tiga bulan.

Pada Jumat, jumlah rig minyak AS yang aktif naik untuk minggu kedua berturut-turut, menurut perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes. Jumlah rig aktif naik tiga rig pada pekan lalu menjadi 328 rig, masih jauh di bawah 635 rig setahun lalu. Pekan sebelumnya, jumlah rig aktif naik sembilan rig.

Sementara itu, dolar AS yang lebih kuat terus membebani sentimen investor, yang membuat minyak dalam denominasi dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,66 persen menjadi 94,576 pada akhir perdagangan New York, Jumat.[tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*