Aksi Ambil Untung Masih Kuat, Pasar Uang Domestik Bargerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Kamis (5/3) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  bergerak menguat tipis sebesar tujuh poin menjadi Rp 12.968 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.975 per dolar AS.  Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum  mencetak rekor baru setelah penguatannya terhambat aksi ambil untung investor asing. IHSG pun berakhir stagnan.  Pada akhir  perdagangan Sesi I, IHSG menanjak 27,908 poin (0,51%) ke level 5.475,967 dan mengarah ke  rekor baru setelah kemarin terkena koreksi cukup tajam. Aksi beli dilakukan investor domestik.

Kurs rupiah berbalik arah ke area positif setelah sempat tertekan ke level Rp 13.000 per dolar AS di pasar valas domestik menyusul ekspektasi data cadangan devisa Indonesia periode Februari 2015 masih stabil.  Cadangan devisa pada Februari 2015 masih relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yakni di kisaran USD  114 miliar. Cadangan devisa Indonesia itu masih bisa memenuhi lebih dari enam bulan kebutuhan impor.  Penguatan rupiah masih bersifat sementara karena dibayangi oleh belum adanya kepastian bank sentral AS (Federal Reserve) mengenai waktu penurunan suku bunganya (fed fund rate).  Sampai pertengahan tahun ini, volatilitas rupiah diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya ekspektasi penurunan kembali tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) membuat investor berorientasi jangka pendek akan cenderung menarik dananya, karena turunnya BI rate dapat menurunkan imbal hasil investasi.  Di sisi lain, diturunkannya  BI rate dapat mendorong ekspansi perusahaan domestik meningkat sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi ke depannya.  Sebaliknya pada kurs tengah Bank Indonesia mata uang domestik ini bergerak melemah menjadi Rp 13.022 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (4/3) di posisi Rp 12.963 per dolar AS.

Dari bursa saham, tekanan  aksi ambil untung yang dilakukan investor asing semakin masif  menjelang penutupan perdagangan. Indeks yang sempat naik tinggi akhirnya terpaksa melandai. Pada penutupan  perdagangan  IHSG naik tipis 2,888 poin (0,05%) ke level 5.450,947.  Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 0,058 poin (0,01%) ke level 946,571.

Saham-saham berbasis komoditas masih bertahan positif, terutama terbantu melemahnya rupiah. Lima sektor bertahan positif, sementara lima sektor lainnya terkena koreksi.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 199,092 miliar di seluruh pasar.   Tercatat perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 206.921 kali dengan volume 5,418 miliar lembar saham senilai Rp 5,385 triliun. Sebanyak 145 saham naik, 96 turun, dan 102 saham stagnan.

Mayoritas  bursa di Asia menutup perdagangan dengan negatif sore ini gara-gara pertumbuhan ekonomi China yang diprediksi melambat tahun ini. Hanya bursa saham Jepang yang masih bertahan positif.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini: Indeks Nikkei 225 naik 48,24 poin (0,26%) ke level 18.751,84, Indeks Hang Seng anjlok 272,34 poin (1,11%) ke level 24.193,04, Indeks Komposit Shanghai turun 31,06 poin (0,95%) ke level 3.248,48, dan  Indeks Straits Times melemah 10,62 poin (0,31%) ke level 3.404,91. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*