Akibat Krisis Politik, Kepercayaan Bisnis Thailand Terus Menurun

Akibat Krisis Politik, Kepercayaan Bisnis Thailand Terus Menurun

Kepercayaan bisnis dalam ekonomi Thailand merosot ke tingkat terendah dalam lebih dari empat tahun terakhir akibat gejolak politik yang sedang berlangsung di negara itu. Bank Dunia menilai pemulihan masih belum bisa terwujud jika ketegangan politik di negara itu masih terus berlangsung. Federasi Industri Thailand juga memperingatkan kekacauan politik yang sedang berlangsung di Thailand telah memicu penurunan kepercayaan secara signifikan, dengan survei menunjukkan indeks berada di titik terendah sejak Juni 2009.

Federasi tersebut melihat telah terjadi penurunan pesanan domestik, volume penjualan , hasil produksi, dan kinerja bisnis di Thailand.  Bank Dunia.  Pemerintah Thailand sendiri sedang berjuang untuk melakukan pembayaran skema penjaminan harga beras. Saat ini, ada ribuan petani yang harus dibayar hingga USD 4,2 miliar.

Badan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand (NESDB), melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal Desember 0,6 persen, jauh di bawah periode yang sama tahun 2012 yang sebesar 6,5 persen

Pertumbuhan yang lambat ini adalah buah dari tidak kunjung selesainya kekacauan politik dan protes anti pemerintah yang dimulai pada bulan November sehingga mempengaruhi permintaan lokal dan pariwisata. Pejabat pariwisata mengatakan, kerugian sektor pariwisata Thailand bisa mencapai USD 322 juta.

Bank Dunia juga berasumsi kerusuhan politik akan berakhir di pertengahan tahun. Namun, jika tidak terjadi, target pertumbuhan ekonomi sebesar empat persen tidak akan tercapai. Petani akan menerima bayaran sebesar THB 130 miliar dalam program penjaminan harga beras pada akhir kuartal pertama. Jadi, jika uang itu tidak mereka terima, maka konsumsi mereka akan terpengaruh.

Protes sendiri telah berkembang menjadi tuntutan pengunduran diri Perdana Menteri, Yingluck Shinawatra, di tengah seruan untuk melakukan reformasi politik. Bank sentral Thailand juga telah menyuarakan kekhawatirannya terhadap kenaikan tajam dalam utang rumah tangga. Perbedaan pendapatan antara kota Bangkok dan provinsi lain perlu ditangani untuk mengurangi kesenjangan dan pada gilirannya akan meredakan ketegangan politik yang ada.

Akio Egawa, seorang peneliti ekonomi Thailand dari Economic and Social Research Institute (ESRI) yang berbasis di Tokyo seperti yang dilansir VOA, mengatakan tingkat pertumbuhan Thailand tidak akan mencapai target 4-5 persen jika ketegangan politik tidak kunjung selesai. Hal ini akan merusak upaya Thailand untuk mengangkat ekonominya dengan cara menaikkan pendapatan dan produktivitas.

Tingkat pertumbuhan Thailand sangat rendah akibat konflik politik. Jadi konflik politik harus mereda dan ini tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Thailand sendiri diperkirakan masih tetap dalam cengkeraman ketidakpastian karena pemerintah terus menghadapi tantangan hukum yang berbeda di berbagai bidang.

 

Rizki Abadi/Journalist

Editor : Jul Allens

Pic: abc


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*