Akhir Pekan, Pasar Uang Domestik Melambat


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Jumat (22/5) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 40 poin menjadi Rp 13.145 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya pada posisi Rp 13.105 per dolar AS.  Kurs rupiah kembali terdepresiasi setelah pada hari sebelumnya  Kamis, (21/5) sempat berada dalam area positif, faktor ketidakpastian dari bank sentral AS (the Fed) terkait kenaikan suku bunga membuat mata uang domestik mudah berubah.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan dengan stagnan. Transaksi hari ini hanya 4 triliun di bawah rata-rata harian Rp 6 triliun.  Tekanan aksi ambil untung ini banyak dilakukan investor asing. Indeks memang sudah menguat selama empat hari berturut-turut. Indeks bergerak fluktuatif dalam rentang yang tipis.

Faktor eksternal masih menjadi sentimen utama bagi fluktuasi mata uang rupiah, volatilitas masih akan tinggi selama belum adanya kepastian waktu dari kenaikan Fed fund rate.  Secara psikologis,  sentimen yang belum pasti akan memicu pelaku pasar uang mengakumulasi nilai tukar yang dianggap dapat menjaga nilai aset, dalam hal ini dolar AS masih menjadi favorit investor.  Potensi rupiah bergerak naik masih terbuka menyusul pemerintah yang akan menerbitkan surat utang syariah (sukuk) global.  Penerbitan sukuk itu sejalan dengan rencana pembiayaan infrastruktur di dalam negeri sekaligus untuk memperkokoh fiskal pemerintah. Kondisi itu akan membuat ekspektasi perekonomian Indonesia akan tumbuh pada tahun ini.

Laju dolar AS juga masih dibayangi tekanan seiring dengan hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengindikasikan Fed fund rate masih di level rendah. Para pemangku kebijakan the Fed merasa prematur untuk menaikan Fed fund rate pada Juni sehingga mengindikasikan masih melambatnya ekonomi AS.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (22/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.136 dibandingkan dengan hari sebelumnya (21/5) Rp 13.150.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi, IHSG menipis 5,556 poin (0,10%) ke level 5.307,652. Investor domestik masih berani berburu saham.  Beberapa saham komoditas dan konsumer bertahan positif. Aksi ambil untung terjadi di saham-saham bank yang harganya sudah naik tinggi sejak awal pekan ini.  Pada akhir perdagangan akhir pekan, IHSG naik tipis 1,945 poin (0,04%) ke level 5.315,153. Sementara Indeks unggulan LQ45 menipis 0,790 poin (0,09%) ke level 926,603.  Sejumlah saham unggulan dilepas investor asing. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 516,433 miliar di seluruh pasar.

Tercatat perdagangan kemarin berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 192.314 kali dengan volume 4,940 miliar lembar saham senilai Rp 4,39 triliun. Sebanyak 147 saham naik, 117 turun, dan 105 saham stagnan.  Bursa-bursa regional menutup perdagangan akhir pekan dengan kompak menguat. Pasar saham China melesat ke titik tertingginya dalam 7 tahun didorong penguatan saham-saham komoditas.

Adapun situasi dan kondisi bursa regional sore ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 naik 61,54 poin (0,30%) ke level 20.264,41, Indeks Hang Seng melonjak 469,11 poin (1,70%) ke level 27.992,83, Indeks Komposit Shanghai meroket 128,17 poin (2,83%) ke level 4.657,60, dan Indeks Straits Times menguat 11,25 poin (0,33%) ke level 3.451,11. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*