Akhir 2015, harga SUN diprediksi naik

JAKARTA. Analis optimistis, harga Surat Utang Negara (SUN) hingga pengujung tahun 2015 bakal terkerek.

Pada Senin (7/12), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,16% ketimbang hari sebelumnya menjadi 106,41.

Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga menilai, harga SUN bakal terangkat pada akhir tahun 2015. Memang ada peluang tekanan dari rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed pada pertengahan Desember 2015.

Namun, ia optimistis katalis positif dari dalam negeri bakal mengimbangi tekanan dari realisasi rencana The Fed. Faktor pendorongnya, besar peluang inflasi Indonesia tahun 2015 terjaga di bawah target Bank Indonesia (BI) sebesar 3%-5%. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi dalam negeri Januari 2015 – November 2015 tercatat 2,37%.

“Pemerintah juga konsisten menerbitkan paket kebijakan untuk mendorong perekonomian,” paparnya. Hingga saat ini, pemerintah sudah menerbitkan tujuh paket kebijakan guna mendorong perekonomian.

Apalagi Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal IV 2015 bakal mencapai 5,1%. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang pencapaian kuartal III 2015 sebesar 4,73%.

Desmon menduga, yield SUN seri acuan bertenor 10 tahun akan berada di level 8,2%-8,7% pada pengujung tahun 2015. Jika BI memangkas suku bunga acuan pada tahun 2016, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun bakal berkisar 7,8%-8,2%.

Pada Jumat (7/12), yield SUN seri acuan tenor 10 tahun FR0070 bertengger di level 8,5%.

Ketika harga obligasi naik, yield instrumen tersebut bakal menyusut. Sebaliknya, jika harga obligasi terkoreksi, yield efek surat utang akan terangkat.

 


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*