Agus Marto Akui Perkembangan Politik Turut Pengaruhi Rupiah

Jakarta -Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai bahwa persaingan ketat antara Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Namun, faktor fundamental tetap menjadi yang paling diperhatikan oleh investor.

“Saya sependapat, bahwa memang nilai rupiah ini ada faktor semua melihat perkembangan politik di Indonesia,” kata Agus di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Namun, Agus meminta pelaku pasar tidak terjebak pada informasi yang simpang-siur mengenai politik. Dia menilai investor tetap memperhatikan fundamental ekonomi Indonesia.

“Jadi kalau bicara fundamentalnya, memang neraca pembayaran Indonesia jadi perhatian. Besarnya subsidi BBM juga jadi perhatian,” katanya.

Selain dari dalam negeri, lanjut Agus, pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global. Salah satunya adalah mulai normalnya perekonomian di Amerika Serikat, sehingga dolar cenderung menguat terhadap mata uang dunia.

Sementara di negara-negara berkembang, ada isu seputar perlambatan ekonomi Tiongkok. Ini menyebabkan arus modal kembali ke AS.

“Perkembangan ekonomi global juga jadi perhatian. Khsususnya melemahnya ekonomi Tiongkok dan juga adanya gejala normalisasi ekonomi di Amerika,” tutur Agus.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pelemahan rupiah salah satunya disebabkan persaingan ketat antar pasangan capres-cawapres yaitu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.

“Rupiah melemah sejak pilpres makin ketat. Dua calon makin ketat jaraknya. Itu kemudian pasar merespons, karena buat pasar yang penting pasti. Kalau ketat kan belum tahu,” ungkap Chatib.

(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*