Agar Rupiah 'Perkasa', Menko Sofyan Ingin RI Tiru Malaysia

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren melemah. Dolar AS masih ‘betah’ di kisaran Rp 12.800.

Mengutip data Reuters, saat ini dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.850. Sofyan Djalil, Menko Perekonomian, menilai rupiah bukan satu-satunya mata uang yang melemah. Dolar AS memang tengah ‘perkasa’ terhadap mata uang dunia karena ekonomi di Negeri Paman Sam yang semakin membaik.

Namun, Sofyan ingin agar pergerakan rupiah tidak terlalu fluktuatif. Oleh karena itu, investor pasar keuangan dalam negeri harus diperkuat agar mampu menyokong penguatan rupiah.

“Harus diperkuat basis faktor domestik. Seperti Malaysia, itu jauh lebih besar investor domestik yang beredar di pasar modal,” kata Sofyan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Indonesia, lanjut Sofyan, punya investor domestik yang potensial. Misalnya dana pensiun, dana tabung haji, dan sebagainya.

“Investor di Malaysia itu sebenarnya dana pemerintah, dana pensiun, dana tabung haji, dan lain lain. Kita di sini ada potensi dana tabung haji, BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), dana pensiun, dan sebagainya. Ini bisa dimanfaatkan, meski relatif masih sedikit,” jelasnya.

Investor domestik, tambah Sofyan, harus mengarah ke investor institusi. Sulit mengandalkan investor individu atau ritel, karena belum seluruh masyarakat Indonesia aktif berinvestasi di pasar keuangan.Next

(mkl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*