ADP Angkat Emas, Iran dan Yaman Dorong Minyak Naik


shadow

Financeroll – Emas berjangka melonjak ke atas $ 1.200 per ounce setelah rilis angka penggajian non-pertanian (ADP) turun tipis, memicu kekhawatiran prospek pekerjaan lebih rendah dari yang diharapkan ketika laporan kerja bulanan AS (Nonfarm Payroll) dirilis akhir pekan ini, di saat pasar komoditas tutup untuk hari Jumat Agung. Data itu bertepatan dengan laporan dari The Institute for Supply Management mengatakan indeks pembelian manajer yang jatuh ke level terendah 14-bulan di 51,5 pada bulan Maret, turun dari 52,9 bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan indeks itu turun sedikit menjadi 52,5. Data belanja konstruksi AS juga secara tak terduga jatuh pada bulan Februari, mengalami penurunan curam daripada yang diantisipasi para ekonom. Akibatnya, US Dollar Index, yang mengukur kekuatan greenback versus sejumlah mata uang utama lainnya, turun 0,38%. Pelemahan dolar berarti positif bagi harga emas.

Pada divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Juni naik $24,30 atau 2,05% ke $1.207,50 per troy ounce. Sebelumnya emas berada $1.183,20, menjelang penerbitan laporan ADP National Employment. Emas menjadi lebih murah bagi pembeli asing karena dolar terdepresiasi.

Sementara itu harga minyak mentah melonjak lebih dari 5% pada hari kedua perdagangan pekan ini, karena negosiasi mengenai program nuklir Iran di Swiss belum sepenuhnya mencapai kesepakatan. Sementara ini negosiasi  antara Iran dan sejumlah negara besar menunjukkan ada kemajuan yang telah dicapai pada sebagian besar aspek perjanjian yang kompleks, namun masih ada isu-isu kunci yang harus diselesaikan selama pembicaraan tingkat tinggi di kota Lausanne itu. Isu sentral yang belum disepakati tersebut tampaknya apakah sanksi ekonomi terhadap Iran yang terlalu keras akan diangkat dalam tiga bulan ke depan sebelum perjanjian resmi dapat disahkan.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman Mei melonjak 5,90% atau 2.81 di $50,41 per barel, sebelum jatuh kembali ke $49,93 pada penutupan Rabu. Sebelumnya minyak mentah WTI mencapai $47,95 menjelang rilis laporan cadangan minyak mingguan dari Administrasi Informasi Energi (EIA). Untuk pekan yang berakhir pada 27 Maret, persediaan minyak mentah negara itu meningkat 4,8 juta barel, di atas ekspektasi 4,2 juta kenaikan selama seminggu.Di Intercontinental Exchange (ICE), minyak mentah brent untuk pengiriman Mei naik 2,38 atau 4,33% menjadi $57,50 per barel.

Sanksi yang longgar bisa menggenangi pasar minyak dunia yang sudah jenuh dengan jutaan barel minyak Iran. Karena sanksi ekonomi yang dikenakan lebih dari tiga tahun lalu itu, ekspor minyak mentah dari Iran telah dibatasi hanya sekitar satu juta barel per hari. Iran dilaporkan memiliki 30 juta barel minyak yang tersimpan dalam tanker lepas pantai siap ekspor. Pasokan tambahan di Teluk Persia bisa menjadi beban berikutnya bagi harga minyak.

Di tempat lain, pertempuran di Yaman antara pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan pemberontak Syiah Houthi  terus meningkat. Meskipun serangan udara Saudi telah berlangsung selama seminggi, tank-tank yang berisi pemberontak Syiah Houthi dilaporkan mencapai kota Aden, basis utama Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi. Sebelumnya pada hari Rabu, setidaknya 35 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di sebuah pabrik susu Yaman yang kabarnya telah diduduki oleh pemberontak. Pedagang minyak sensitif terhadap berita geopolitik yang melibatkan Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia.  (Tata Suharta – Financeroll)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*