Ada Isu Bunga The Fed Naik, Agus Marto: Siap-siap Dolar AS Menguat

Jakarta -Bank Indonesia (BI) membaca sinyal kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam rapat Federal Open Market Comitte (FOMC)‎ kemarin.

Jika suku bunga AS jadi dinaikkan, ada kemungkinan penguatan nilai tukar dolar AS. Indonesia harus mempersiapkan diri.

“Itu kita perlu waspadai kondisi luar negeri, apalagi kalau misalnya Fed Fund Rate (FFR) ada kecenderungan mau naik, mata uang dolar AS cenderung menguat,” ujar Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Menurutnya, hal itu bisa berdampak pada perusahaan-perusahaan yang punya banyak utang atau pinjaman dalam bentuk dolar AS.

“Yang punya pinjaman-pinjaman luar negeri itu pada saat jatuh waktu, kalau mau memperpanjang pinjamannya nanti ada risiko kesulitan untuk mendapatkan pinjaman perpanjangan. Nah hal seperti ini mesti kita antisipasi karena bisa membuat tekanan kepada kredit bermasalah,” terang dia.

Meski demikian, Agus menilai, sejauh ini angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) masih terjaga dengan baik.

NPL gross tercatat 2,7% di Agustus 2015. Angka ini masih jauh dari batas atas NPL nett sebesar 5%.

“Saya lihat bahwa NPL itu naik menjadi 2,7%. Angka 2,7% itu kan gross, jadi itu masih jauh di bawah nett 5%,” sebut dia.

Namun, yang paling utama adalah soal pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhannya, maka akan semakin baik bagi peningkatan kredit perbankan.

“Kalau pertumbuhan ekonomi bisa meningkat menjadi 4,85% kuartal ketiga ini atau kalau sepanjang tahun 2015, BI kan meyakini itu antara 4,7-5,1%, bagus bagi pergerakan ekonomi, pergerakan usaha, dan tentu membuat ekspansi kredit menjadi baik dan potensi untuk kredit bermasalah bisa dikendalikan,” tandasnya.

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*