5 Alasan Mengapa Dolar Turun Padahal Data AS Bagus

Angka-angka AS muncul diatas perkiraan, paling tidak angka-angka yang paling berpengaruh. Namun, Dolar AS berhenti membuat rally, terhadap beberapa matauang lainnya.

Mengapa hal ini bisa tejadi ?

Tingkat inflasi tahunan AS naik ke 2%, sebagaimana yang diperkirakan. Lebih penting lagi, inflasi “core” melampaui perkiraan dan maju ke 1.8%, lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh para ekonom. Inflasi “core” adalah apa yang diiinginkan oleh the Fed. Ini adalah kabar yang baik dan akan mengakibatkan tapering terus tidak tersentuh. Jika hal ini terus terjadi, kenaikan tingkat bunga akan terjadi lebih awal di tahun 2015.

Target kedua dari the Fed, employment, juga sedang menunjukkan tanda-tanda yang positip: klaim pengangguran mingguan turun dibawah dari garis magis 300.000 dan menyentuh 297.000, yang terendah dalam 7 tahun.

Dan bicara mengenai the Fed, kedua-duanya baik Empire State dan Philly Fed indeks manufaktur mengalahkan perkiraan, dengan 19 dan 15.4 point berturutan.

Namun, USD/JPY turun dan tetap tinggal rendah, dan EUR/USD mental dari kerendahan supportnya di 1.3650. Kenapa?

Berikut ini adalah alasannya:

  1. Karena koreksi di EUR/USD: setelah lebih banyak komentar ECB dan juga data GDP yang buruk mendorong euro menjadi lebih rendah lagi, kita bisa lihat banyak kemungkinan akan melompat. Pasangan matauang ini mengalami penurunan sejak Draghi membuat pernyataan mengenai pemotongan tingkat bunga yang sudah dekat, dan belum pernah mengalami koreksi. Suatu koreksi diperlukan sebelum terjadi kejatuhan lebih banyak.  
  2. GDP Jepang: berikut ini adalah kabar baik dari Jepang, sebuah laporan GDP yang lebih kuat, berarti stimulus yang berkurang dari BOJ, dan akibatnya yen akan naik lebih tinggi lagi, mengabaikan segala sesuatu yang lainnya.
  3.  Kekuatiran atas Ukraine: tegangan berkelanjutan dari Rusia dan Ukraine, kali ini mengenai tagihan gas, membuat investor takut. Mereka bergerak dari saham menjadi obligasi. Perlu dicatat bahwa hal ini terjadi meskipun akhir dari QE sudah didepan mata.
  4. Pembicaraan mengenai bubble saham: alasan lainnya kalau pasar saham sepi, imbal hasil obligasi yang melemah, dan USD kurang menarik
  5. Yellen the Fed: Yellen biasanya lunak dan menghindari komentar yang keras. Pasar sedang menunggu beberapa pembicaraan yang lunak lainnya untuk melemahkan dolar.

.

Ferli/ Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*