Archives for July 2015

Dolar Terpukul, GBP Berbalik Uji Resistance

shadow

Financeroll – Pasca data Employment Cost Index yang lebih buruk dari periode sebelumnya, dolar AS langsung terpukul hingga rivalnya termasuk pound sterling berbalik menguat. GBPUSD yang sebelumnya turun ke 1.5549, menguji trend line lama yang telah ditembus beberapa hari lalu, langsung berbalik ke zona resistance lama di area 1.5675. Dari grafik 4-jam terlihat telah beberapa kali GBPUSD gagal menembusnya.

Masih ada data-data lain dari Amerika yang bisa menggerakkan perdagangan forex jika hasilnya terjadi perbedaan ebsar dibanding periode sebelumnya. Dari sisi teknis saat ini GBPUSD memerlukan satu atau dua penutupan di atas zona resistance agar pola konsolidasi bisa dipatahkan. Tanpa penutupan seperti itu GBPUSD bisa kembali melanjutkan konsolidasi jangka pendeknya. (Tata Suharta – Financeroll)

Support: 1.5612, 1.5549, 1.5513
Resistance: 1.5675, 1.5742, 1.5770

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Harga minyak membuat ENRG rugi US$ 33,2 juta

JAKARTA. Pelemahan harga minyak dunia membuat PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merugi. Hingga bulan Juni 2015, emiten milik Grup Bakrie ini mencetak rugi bersih sebesar Rp 33,2 juta. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil mencetak laba bersih US$ 64,86 juta.

Kerugian ini bermula dari rendahnya penjualan ENRG di Semester I-2015. Pada periode itu, penjualan ENRG menyusut 21,8% year on year (yoy) menjadi US$ 323,09 juta. Beban pokok ENRG juga naik menjadi US$ 313 juta dari sebelumnya US$ 259 juta. Karena itulah laba kotor ENRG langsung anjlok 93% yoy menjadi US$ 9,7 juta.

Adanya laba selisih kurs sebesar US$ 667.428 juga tidak membantu mengangkat margin laba. Selain itu, penyusutan dan beban akresi sebesar US$ 12,4 juta juga menjadi penggerus kinerja. “Selain dari harga jual yang melemah, ada biaya penyusutan yang lebih tinggi karena harus mengaplikasikan metode akuntansi berdasarkan International Financial Reporting Standards (IFRS),” ujarnya di Jakarta, Jumat (31/7).

Didit A. Ratam, Direktur ENRG menambahkan, sisi rasio keuangan ENRG masih lumayan stabil. Pada semester pertama tahun ini, rasio pinjaman terhadap modal berada di level 0,72 kali.

Untuk menambah modal, ENRG baru saja menyelesaikan penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebesar 4,46 miliar saham baru dengan harga Rp 100 per saham. Hasil penjualan saham baru yang sebesar Rp 446 miliar akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja.

Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar US$ 218 juta untuk mengembangkan beberapa blok minyak dan gas (migas) yang dimilikinya. “Kami membidik kenaikan produksi 5% pada tahun ini,” ujarnya.

Sekitar 51% dari saham baru yang diterbitkan tersebut di beli oleh Welby Capital Limited. Lalu sebesar 49% di beli oleh Blossom Global Assets Inc. Keduanya merupakan nasabah dari PT Samuel Sekuritas Indonesia yang bertindak sebagai kustodian dalam transaksi tersebut.

Editor: Hendra Gunawan


Distribusi: Kontan Online

Rp13.492, Rupiah Melemah 34 Poin

INILACOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (31/07/2015) sore bergerak melemah sebesar 34 poin. Rupiah menjadi Rp13.492 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.458 per dolar AS.

“Mata uang dolar AS mempertahankan penguatannya terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah menyusul semakin kuatnya langkah the Fed untuk menaikan suku bunganya pascaproduk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal dua tumbuh,” jelas Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat (31/07/2015).

Ia mengemukakan PDB Amerika Serikat yang rilis tumbuh sebesar 2,3 persen pada periode kuartal dua 2015. Dolar AS juga dapat meningkat lebih tinggi terhadap rupiah jika data ekonomi lainnya seperti penggajian non pertanian (non farm payrolls/NFP) meningkat. Kendati demikian, lanjut dia, depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS masih tertahan menyusul Bank Indonesia yang tetap berjaga di pasar valas domestik. Aksi Bank Indonesia itu agar fluktuasi rupiah tidak terlalu lebar.

“Harapan data ekonomi domestik kuartal dua 2015 juga masih cukup positif sehingga menahan tekanan rupiah lebih dalam,” kata dia.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan penguatan dolar AS masih tertahan menyusul antisipasi investor menjelang rilis serangkaian data ekonomi Amerika Serikat lainnya pada pekan depan, seperti data upah pekerjaan bulan April-Juni dan penggajian non pertanian NFP) bulan Juli.

“Sebelum investor memperoleh petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed maka penguatan dolar AS masih akan terbatas,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (31/07/2015) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.481 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.468 per dolar AS. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Akhir Pekan AUDUSD Semakin Merana

shadow

Financeroll – Kekuatan bearish semakin besar dan terus menghajar AUDUSD hingga pair ini menembus support minor jangka panjang di 0.7253. Saat analisa ini disusun level terendah intraday telah mencapai 0.7233 dan masih terlihat potensi besar untuk terus bergerak ke selatan.

Support yang potensial untuk menahan tekanan jual ini adalah level 76,4% Fibonacci retracement pada grafik bulanan yang berada di 0.7205. Meskipun belum teruji, level Fibonacci seringkali terbukti menjadi support/resistance yang kuat. Selain itu sebuah target proyeksi juga terlihat di area 0.7190.  (Tata Suharta – Financeroll)

Support: 0.7205, 0.7150, 0.7100
Resistance: 0.7253, 0.7285, 0.7309

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Rupiah Ditutup Melemah di Level Rp 13.544 per USD

shadow

Financeroll Pada perdagangan akhir pekan ini,  nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpangkas.  Kurs rupiah kembali tembus pelemahan terendahnya di level Rp 13.544 per USD.  Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (31/7/2015), kurs rupiah pada perdagangan  non-delivery forward (NDF), rupiah tercatat melemah 80 poin atau 0,6 persen ke Rp 13.539 per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp 13.458 per USD.

Sementara pergerakan harian rupiah berada di kisaran Rp 13.464-Rp 13.544 per USD.  Sedangkan selama 52 mingguan rupiah mencetak  rekor baru di Rp 11.575-Rp  13.544 per USD.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia  (BI) mencatat rupiah di level Rp 13.481 per USD.  Angka tersebut melemah dibandingkan periode sebelumnya di Rp 13.468 per USD. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia