Archives for January 2015

Bursa Efek Indonesia Telah Mencabut Suspensi Saham BORN


shadow

Financeroll – PT Bursa Efek Indonesia mencabut suspensi saham PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk. (BORN) setelah perusahaan tambang itu membayar denda kepada otoritas pasar modal.

I Gede Nyoman Yetna, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group BEI, mengatakan pencabutan penghentian perdagangan sementara saham BORN setelah pembayaran denda diterima oleh BEI.

Pembayaran denda perseroan telah diterima oleh Bursa.

Pencabutan suspensi saham BORN di pasar reguler dan pasar tunai dilakukan sejak sesi 2 perdagangan efek akhir pekan. Sejak sesi tersebut, efek BORN dapat diperdagangkan di seluruh pasar saham.

Sebelumnya, BEI melakukan suspensi atas saham BORN akibat perseroan belum melakukan pembayaran denda karena keterlambatan penyampaian laporan keuangan interim 30 September 2014.

Bahkan, Bursa telah memberikan peringatan tertulis III dan tambahan denda senilai Rp150 juta kepada manajemen BORN. Hingga Kamis (29/1/2015), manajemen BORN belum kunjung melunasi denda tersebut.


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Bank Danamon Alami Konsolidasi Laba Bersih Senilari Rp2,604 Triliun


shadow

Financeroll – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) pada 2014 membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp2,604 triliun, turun 36% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan penurunan laba ini disebabkan oleh dua hal, yaitu biaya restrukturalisasi dan komisi dari anak perusahaan yang belum dibukukan sebagai penghasilan. Biaya restrukturisasi perseroan untuk meningkatkan produktivitas dan pelayanan nasabah menelan biaya Rp306 miliar.

Komisi dari anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan Adira Finance yang belum dibukukan senilai Rp724 miliar. Hal ini disebabkan adanya penerapan peraturan baru dari Otoritas Jasa Keuangan yaitu Surat Edaran Nomor SE-06/D.05/2013 tentang Asuransi Kendaraan.

Jadi, komisi Adira Finance belum dibukukan sebagai penghasilan, kalau dulu dibukukan sekaligus. Ditambah, biaya bunga Bank Indonesia yang naik terus.

Dari sisi kredit Danamon tumbuh sebesar 3% dari total kredit pada 2013. Pada 2014 Danamon mencatatkan total kredit senilai Rp139 triliun, sedangkan pada 2013 total kredit yang disalurkan senilai Rp135 triliun.

Kredit di sektor perdagangan atau trade finance mendominasi penyaluran kredit Bank Danamon senilai Rp24,8 triliun atau meningkat 26% dari tahun sebelumnya. Untuk kredit di segmen komersial mencapai Rp15 triliun dan kredit untuk segmen korporasi mencapai Rp17,5 triliun.

Untuk kredit usaha mikro melalui Danamon simpan pinjam berada di posisi Rp19 triliun. Adapun jumlah kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) mencapai Rp20 triliun pada akhir tahun lalu. Secara total, kredit Danamon untuk segmen UMKM berkontribusi sebesar 28% dari total kredit.

Sementara itu, kredit otomotif melalui Adira Finance mencapai Rp49,6 triliun atau tumbuh sebesar 3% dibandingkan akhir 2013

Hal ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kompetisi yang lebih ketat pada industri pembiayaan kendaraan.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) Danamon, pertumbuhan pada giro dan tabungan sebesar 10% secara year on year menjadi Rp58 triliun dan deposito tumbuh sebesar 4% menjadi Rp60 triliun. Dengan pertumbuhan ini, giro dan tabungan berkontribusi sebesar 49% dari total dana pihak ketiga Danamon.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Tahun 2015, Bank ICBC Indonesia Proyeksikan Penyaluran Kredit Tumbuh 35%


shadow

Financeroll – Emiten perbankan, PT Bank ICBC Indonesia (ICBC Indonesia) menargetkan penyaluran kredit tahun 2015 tumbuh 35% dari realisasi tahun 2014. Untuk mendukung bisnis, perseroan menerbitkan obligasi global sebesar USD 500 juta pada 28 Januari lalu. Selain itu, tahun ini induk usaha ICBC Indonesia juga berencana menyuntik modal sebesar USD 75 juta.

Sementara itu, President Director ICBC Indonesia Shen Xiaoqi mengatakan, untuk mendukung pembiayaan jangka panjang perseroan memutuskan menerbitkan obligasi global tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Ke depan ICBC Indonesia akan tetap melanjutkan pembiayaan di sektor infrastruktur, elektronik, ekspor yang berorientasi kepada industri, telekomunikasi, transportasi, agribisnis, serta usaha kecil dan menengah (small medium enterprise/SME).

Menurut  Deputy Head of Strategic Management and Transformation Office ICBC Indonesia Surya Wijaya, perseroan berencana menerbitkan obligasi tersebut untuk penawaran publik (public offering). Namun kondisi pasar yang ketat membuat obligasi ICBC Indonesia menjadi penawaran pribadi (private offering).  Obligasi global yang akan diterbitkan sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 6,25 triliun dan yang membeli akhirnya itu Industrial and Commercial Bank of China Limited (ICBC Limited).  Perseroan tidak ingin hanya bergantung kepada dana pihak ketiga (DPK) terkait penyaluran kredit, jadi kami putuskan terbitkan obligasi (bonds).

Adapun obligasi global ICBC Indonesia mendapat rating Baa2. Menurut Surya, underwriter untuk obligasi itu adalah Societe Generale (SocGen) dan ICBC International Securities.  Obligasi kami bertenor tiga tahun dan kuponnya 2,2%.  Hingga  November 2014, aset perseroan sebesar Rp 39,94 triliun. Meski demikian,  dengan penerbitan obligasi,  saat ini aset bertambah hingga menjadi sekitar Rp 45 triliun. Pada periode November tahun lalu, penyaluran kredit ICBC Indonesia mencapai Rp 23,69 triliun. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Bursa Global Bergerak Positif, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (30/1) nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 90 poin menjadi Rp 12.672 per dolar AS dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.582 per dolar AS.  Dolar AS mendapatkan dukungan dari data klaim tunjangan pengangguran mingguan Amerika Serikat (AS)  yang dirilis tadi malam lebih bagus dari proyeksi pasar.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di jalur hijau sejak pagi tadi berkat sentimen positif dari bursa saham global. Indeks naik 26 poin, hampir  tembus lagi 5.300.  Menutup perdagangan Sesi, IHSG menguat 25,678 poin (0,49%) ke level 5.288,396.

Data klaim pengangguran AS itu turun menjadi sekitar 265.000 klaim dari perkiraan 301.000 klaim. Perkiraan pasar terhadap data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan segera dirilis untuk periode kuartal ke-4 yang tumbuh sekitar 3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya menambah dorongan dolar AS meningkat terhadap mayoritas mata uang dunia.  Hasil yang lebih bagus dari proyeksi akan memberikan keyakinan bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya.  Data inflasi Januari 2015 dan neraca perdagangan Desember 2014 mencatatkan hasil positif sehingga menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.

Diharapkan inflasi stabil setelah pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.  Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (30/1) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 12.625 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (29/1) di posisi Rp 12.515 per dolar AS.

Dari bursa saham, pada akhir perdagangan akhir pekan IHSG bertambah 26,686 poin (0,51%) ke level 5.289,404. Sementara Indeks unggulan  LQ45 tumbuh 2,995 poin (0,33%) ke level 912,054.  Sembilan sektor berhasil menguat, paling tinggi sektor aneka industri. Satu sektor yang kena aksi ambil untung adalah sektor infrastruktur.   Tercatat transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 550,772 miliar di seluruh pasar.  Perdagangan hari ini berjalan ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 210.587 kali dengan volume 5,469 miliar lembar saham senilai Rp 6,974 triliun. Sebanyak 157 saham naik, 130 turun, dan 100 saham stagnan.

Sejumlah bursa regional masih bergerak variatif hingga siang hari ini. Beberapa mampu menguat berkat sentimen positif dari Wall Street semalam.  Sementara harga minyak yang merangkak naik menjadi sentimen positif. Bursa AS dan Eropa semalam merespons dengan baik sentimen tersebut.  Beberapa saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 1.400 ke Rp 9.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.100 ke Rp 57.800, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.100 ke Rp 16.750, dan Inti Agri (IIKP) naik Rp 525 ke Rp 3.125.

Sedangkan  situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 naik 68,17 poin (0,39%) ke level 17.674,39, Indeks Hang Seng melemah 88,80 poin (0,36%) ke level 24.507,05, Indeks Komposit Shanghai anjlok 51,94 poin (1,59%) ke level 3.210,36, dan Indeks Straits Times turun 17,18 poin (0,50%) ke level 3.401,87. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Sumi Indo Kabel Bukukan Laba Bersih Sebanyak Rp22,5 Miliar


shadow

Financeroll – PT Sumi Indo Kabel Tbk. (IKBI) membukukan laba bersih sebesar US$1,82 juta setara Rp22,5 miliar sepanjang tahun lalu, naik tipis 7,58% dibandingkan dengan periode 2013 sebesar US$1,7 juta.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, disebutkan penjualan bersih perseroan juga hanya meningkat tipis menjadi US$115,73 juta dari tahun sebelumnya yang mencapai US$99,15 juta. Beban pokok penjualan meningkat menjadi US$108,97 juta dari sebelumnya US$92,86 juta.

Laba kotor IKBI per 31 Desember 2014 mencapai US$6,75 juta, naik dari periode sebelumnya US$6,28 juta. Sedangkan, laba usaha tercatat mencapai US$2,53 juta dari sebelumnya US$2,35 juta.

Total laba komprehensif periode berjalan mencapai US$1,82 juta, lebih tinggi ketimbang pada 2013 yang mencapai US$1,7 juta. Laba per saham dasar mencapai US$0,0060 dari sebelumnya 0,0056.

Sementara itu, total aset IKBI mencapai US$75,8 juta per 31 Desember 2014 dari US$72,06 juta pada 31 Maret 2014. Liabilitas mencapai US$14,35 juta dengan ekuitas mencapai US$61,45 juta.


Distribusi: Financeroll Indonesia