2015, SRTG Bidik Investasi US$50 Juta

INILAHCOM, Jakarta – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan mengaokasikan dana investasi US$50-US$100 juta pada 2015. Direktur Keuangan Saratoga Investama Sedaya Jerry Ngo mengatakan bahwa perseroan akan terus meningkatkan pertumbuhan positif untuk investasi baru dan follow-on investasi guna memperkuat portofolio investasinya.

“Walaupun kondisi makro ekonomi pada 2015 masih akan sangat dinamis, kami yakin bahwa peluang investasi di sektor-sektor strategis di Indonesia masih sangat terbuka. Dengan strategi yang tetap terukur dan prudent, Saratoga akan terus fokus pada investasi di sektor bisnis yang memiliki prospek positif dalam jangka panjang,” jelas Jerry di Jakarta, Senin (30/03/2015).

Selain itu, Jerry akan menjaga manajemen risiko dalam hal pendanaan sebagai berikut, perseroan mengatur masa jatuh tempo utang perseroan sesuai dengan durasi investasi Perseroan. Ia memaparkan, perseroan mengurangi resiko nilai tukar mata uang asing dengan mengkonversikan pinjaman senilai US$57,5 juta menjadi Medium Term Notes (MTN) dengan denominasi rupiah melalui private placement dan perseroan mengurangi bunga nilai pinjaman efektif Dollar Amerika Serikat (US$) dari 5,32% menjadi 4,29%.

“Dengan komitmen Saratoga yang tinggi untuk terus berkembang dan mengedepankan transparansi serta tata kelola perusahaan yang baik, mengantarkan Perseroan meraih peringkat jangka panjang A (idn) dengan outlook stabil dari Fitch Rating. Saratoga merupakan perusahaan investasi Indonesia pertama yang mendapatkan peringkat dari Fitch Rating,” jelas dia.

Ia menjelaskan hasil kinerja anak perusahaan Investasi, pertama, sektor konsumer mengalami tantangan pada 2014, PT Mitra Pinasthika Mustika, Tbk. (kode saham: MPMX), perusahaan konsumer otomotif terintegrasi di Indonesia, berhasil membukukan kenaikan penjualan sebesar 16% menjadi Rp 16,1 triliun dan laba bersih sebesar Rp 487 miliar. Fundamental bisnis yang kuat ini tercermin pada jumlah penjualan yang menguat, namun pencapaian ini disertai provisi yang konservatif di sektor bisnis pembiayaan dari MPMX.

“Kedua, Sektor Infrastruktur PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pemilik konsesi jalan tol Cikampek Palimanan sepanjang 116 km, telah menyelesaikan lebih dari 80% penyelesaian konstruksi. Proyek tol ini ditargetkan beroperasi sebelum libur Idul Fitri pada tahun ini. Ketiga, di bisnis menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (kode saham: TBIG), berhasil mencatat EBITDA Rp 2,7 triliun pada tahun 2014, atau naik 23% dibanding tahun lalu sebesar Rp2.2 triliun. Keempat,di bisnis power plant, PT Medco Power Indonesia (MPI), perusahaan pembangkit listrik yang fokus pada sumber terbarukan, berhasil mendapatkan pembiayaan sebesar US$ 1,17 miliar untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi Geothermal Sarulla berkapasitas 330 MW pada 2014,” kata dia.

Kelima, lanjut dia, di sektor bisnis kilang minyak, PT Tri Wahana Universal (TWU) mencatat penjualan sebesar Rp 6,1 triliun atau naik 69% dari 2013, ditunjang dari pertumbuhan produksi kilang minyak dari 8,736 barel/hari menjadi 13,976 barel/hari.

“Keenam, di sektor batu bara, PT Adaro Energy, Tbk. (kode saham: ADRO) sepanjang 2014 mampu menghadapi situasi bisnis batu bara yang penuh tantangan. Dari produksi batubara Adaro yang mencapai 56,2 juta ton, ADRO berhasil mencatatkan pendapatan senilai US$3,3 miliar dengan laba bersih senilai US$183,5 juta. Ketujuh, di bisnis perkebunan, PT Provident Agro, Tbk. (kode saham: PALM) hingga Kuartal III/2014 membukukan laba Rp 168 miliar dari sebelumnya rugi Rp 417 miliar. Hasil tersebut mencerminkan profil perkebunan yang lebih produktif dengan rata-rata perkebunan berusia 7 tahun. Hasil tersebut juga termasuk penjualan dari salah satu perkebunan yang tidak berproduksi,” ucap dia. [aji]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*