2015, Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun Berkisar 9,5%

Jakarta -Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memproyeksikan trend imbal hasil (yield) obligasi bertenor 10 tahun akan naik 1,5 persen menjadi 9,5 persen, didorong kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).

Direktur Utama IBPA Wahyu Trenggono mengatakan berbeda dengan trend indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat turun akibat aksi ambil untung (profit taking) kemarin, Indonesia Bond Indexes (Indobex) justru masih terpantau naik.

“Ini menunjukkan kebijakan pemerintah dalam jangka pendek (kenaikan BBM) positif. Yang harus kita lihat ke depan adalah tekanan inflasi dan suku bunga bank sentral AS the Fed,” katanya usai peluncuran Indobex di Jakarta, Jumat (21/11).

Selain itu, IBPA memperkirakan, pasar surat utang 2015 diperkirakan tumbuh di level 11 persen hingga 12 persen, berbanding IHSG yang tumbuh 18,95 persen. Hal ini akan diikuti penerbitan surat utang baru oleh korporat mencapai Rp 60 triliun dari proyeksi jumlah tahun ini sebesar Rp 35 triliun. “Obligasi korporasi akan tumbuh positif mengingat tahun 2015 kondisi inflasi sudah normal,” tambahnya.

Wahyu menambahkan minat investor asing sendiri terutama terhadap obligasi negara masih akan tinggi tahun pada depan. Indeks obligasi negara naik 11,93 persen sejak awal tahun (year to date/ytd).

“Tapi memang yang butuh dicermati adalah mengenai pergerakan nilai tukar rupiah karena investor asing melihat itu,” katanya.

Hingga kemarin, kepemilikan asing di pasar surat utang negara (SUN) domestik mencapai Rp 464,18 triliun atau naik 1,19 persen sejak awal pekan di tengah pelemahan ekonomi global dimana pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal-III 2014 terkoreksi 0,4 persen dari setahun sebelumnya.

Rupiah sendiri terus terapresiasi 0,27 persen ke level Rp 12.175 per dolar Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ekonom PT Bank Mandiri Destri Damayanti menilai rupiah bisa terus menguat hingga ke level Rp 11.500 per dolar AS jika pemerintah benar-benar merealisasikan perbaikan sektor riil dan program kompensasi.

Penulis: Yosi Winosa/WBP


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*