Archives for October 2014

Wall Street AS Dibuka Menguat


shadow

Financeroll – Bursa perdagangan Wall Street AS dibuka menguat, Jumat (31/10 pasca dari BoJ yang menambahkan stimulusnya jeda beberapa hari dari program The Fed yang menghentikan QE.

Indeks Dow Jones industrial average naik 152.26 poin atau 0.89 persen ke level 17,347.68, indeks S & P 500 menguat 18.49 poin atau 0.93 persen ke level 2,013.14 dan indeks Nasdaq komposit menguat 62.11 poin atau 1,36 persen, ke level 4,628.25.


Distribusi: Financeroll Indonesia

AUDUSD bisa ditutup tertekan


shadow

AUDUSD mulai tergelincir pada perdagangan akhir pekan ini, sebagai imbas dari hasil keputusan Fed mengenai kebijakan moneter. Para investor mulai melirik dolar AS ditengah optimisme perekonomian Amerika.
Pada grafik harian AUDUSD membentuk pola candle dark cloud cover dengan RSI menurun,  stochastic menurun sedangkan volume increase mengindikasikan bearish reversal dari AUDUSD telah sepenuhnya didukung pasar. Untuk pergerakan selanjutnya jika melihat pola seperti ini ada kemungkinan AUDUSD bearish lagi dengan perkiraan tes low 0.8750.
Saran transaksi : untuk mengetahui lebih jauh tentang sinyal trading silahkan undang PIN BB 215A2918


Distribusi: Financeroll Indonesia

PMI Chicago Naik Di Bulan Lalu


shadow

Financeroll – PMI Chicago naik tiba-tiba di bulan lalu, seperti yang ditunjukkan dari data hari ini, Jumat (31/10).

Dalam sebuah laporan kelompok riset Kingsbury internasional mengatakan, PMI Chicago naik menjadi 66.2 secara musiman disesuaikan dari 60.5 bulan sebelumnya.

Analis mengharapkan PMI Chicago untuk jatuh ke 60,0 bulan lalu. Pasca dari data EURUSD terpantau melemah 0.86% di level 1.2505


Distribusi: Financeroll Indonesia

Bullish USDJPY Menatap Resisten 112.60


shadow

Serial bullish USDJPY pada grafik 4 jam kini sedang menatap area 112.60, jika tembus berpotensi menjamah zona 113.00 dan 113.59. Target lanjutan, 114.00

Jika skenario tersebut gagal, lantas USDJPY terkoreksi akan menjumpai perlawanan ketat awal pada level 111.50, jika tembus tes berikut 111.00. Support kuat terletak pada level 110.66

Saran transaksi : untuk mengetahui lebih jauh tentang sinyal trading silahkan undang pin bb 215a2918


Distribusi: Financeroll Indonesia

Stimulus The Fed Berhenti, Saatnya Genjot FDI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Foreign Direct Investment (FDI) harus bisa ditingkatkan untuk mengantisipasi dihentikannya stimulus The Fed. Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan dihentikannya stimulus the Fed hanyalah masalah waktu saja.

Dihentikannya stimulus The Fed bukan tak mungkin membuat aliran modal menjadi keluar. Sebagai gantinya, agar aliran uang tidak berkurang, FDI harus ditingkatkan. Ia mengatakan pemerintah harus menarik investaor di sektor riil agar capital inflow tidak berkurang sehingga likuiditas di dalam negeri tidak berkurang.

“Ini merespons keseimbangan capital inflow, kita harus menggantinya capital inflow dengan penanaman modal langsung,” ujar Enny, saat dihubungi, Jumat (31/10).

Dia mengatakan, idealnya, investasi yang masuk memang investasi langsung sheingga bisa berdampak kepada sektor riil. Tumbuhnya sektor riil akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Enny mengatakan pemerintahan  baru perlu memperhatikan kepastian hukum dan infrastruktur agar FDI bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

Menurtnya, situasi politik pasca pemilihan presiden tidak begitu berpengaruh terhadap FDI. Situasi politik lebih berdampak pada portofolio.

FDI, kata dia lebih bergantung pada kepastian hukum baik dalam hal perburuhan, pembebasan lahan, infrastruktur lantaran FDI akan berlangsung dalam jangka panjang. Tak hanya untuk penanaman modal asing saja, penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga perlu terus digenjot.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan investasi PMA dan PMDN kuartal III/2014 mencapai Rp119,9 triliun. Angka ini  memecahkan rekor tertinggi, dengan peningkatan mencapai  19,3 persen dibandingkan periode sama 2013. Realisasi PMDN mencapai Rp41,6 triliun. Sedangkan PMA mencapai Rp78,3 triliun.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan QE yang berhenti ini menandakan ekonomi AS yang mulai membaik. “Kita masuk pada kondisi normal dan membersiapkan diri karena ada kemungkinan The Fed menaikkan bunga cukup kuat,” ujar Agus.

Dia mengatakan ada kemungkinan The Fed rate anak naik pada kuartal kedua atau ketiga tahun depan. Ada indikasi kuat bunga The Fed akan naik pada akhir 2015. Kenaikan dari 0,25 persen menjadi 1,4 persen. Di tahun 2016, bukan tidak bungkin bunga akan naik menjadi 2,9 persen.

Tiap kali ekonomi tumbuh, hampir selalu the Fed mengumumkan kenaikan bunga. Hal inipun, kata dia telah menular ke Brazil. Dan Indonesia, kata dia, berada di dalam satu kelompok dengan Brazil sebagai negara berkembang.

Agus mengatakan kemungkinan kenaikan the Fed ini tidak mengejutkan lantaran bukan kali pertama. Pada periode Januari-Desember 2005 lalu, the Fed pernah menaikkan bunga dari 2,25-4,25 persen.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan termasuk kemungkinan The Fed menghentikan stimulus. Semuanya, kata dia sudah dihitung dalam setiap kebijakan moneter yang akan diambil BI. “Jadi, kalau kemarin kita pertimbangkan BI rate tetap, kita sudah pertimbangkan itu, semua sudah diperhitungkan,” katanya.


Distribusi: Republika Online RSS Feed