Archives for April 2014

Emas Menggoda Support 1284.75

shadow

emas,30april2014

Jika level 1284.75 mampu bertahan, Emas berpeluang naik dan mengusik resistensi  di wilayah 1297.90 dan zona EMA 200 chart 4 jam (1303.77) Kedua resisten tersebut merupakan area antisipasi bearish reversal untuk posisi sell. Jika level 1284.75 break dua deret support  berikut menjadi incarannya yaitu 1280.75 dan 1276.10. Support kritis, 1268.46


Distribusi: Financeroll Indonesia

Krisis Ekonomi Ancam Cina. Benarkah?

Perekonomian Cina di triwulan pertama tahun 2014 ini secara umum menunjukkan kinerja yang melambat. PDB Cina YoY terakhir adalah 7.40%, turun sedikit dari periode sebelumnya 7.70%. PDB dalam 2 tahun terakhir stabil di kisaran angka 7 persenan.

Mengiringi hal ini, sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran potensi krisis ekonomi Cina, terutama dengan adanya indikasi terjadinya bubble pada sektor keuangan, yaitu dengan menggelembungnya hutang di Cina.
Benarkah Cina menghadapi krisis yang akan dipicu oleh jebolnya sektor moneter di negara ini?

Menanggapi hal ini Mr. Changyong Rhee, Direktur International Monetary Fund’s Asia and Pacific Department, mengatakan bahwa kendati potensi krisis tetap ada secara probabilita, namun demikian kemungkinan tersebut sangatlah kecil.

Direktur International Monetary Fund’s Asia and Pacific Department menegaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keyakinannya bahwa ekonomi Cina masih sangat kuat.

1. Hutang luar negeri Cina relatif sedikit. Memang benar bahwa terjadi penggelembungan kredit di negara ini, namun demikian pinjaman luar negerinya masih rendah. Data terakhir menunjukkan bahwa total foreign debt hanya menunjukkan angka 9% dari GDP.

2. Hutang Pemerintah Cina juga sangat rendah. Dikemukakan bahwa defisit anggaran pemerintah Cina Pusat sangatlah kecil yaitu sekitar 2.1% dari GDP. Dan gabungan hutang pemerintah pusat serta pemerintah provinsi secara keseluruhan hanya sekitar 53% dari GBP. Relatif rendah jika dibandingkan dengan AS yang mencapai sekitar 100% GDP dan Jepang yang mencapai 240% GDP.

3. Pertumbuhan Cina yang melambat, merupakan hal yang sudah terencana oleh pemerintah Cina, dan merupakan bagian dari fase transformasi ekonomi Cina yang sedang berusaha mengurangi ketergantungan pembangunan dari kinerja ekspor dan investasi pada properti dan industri berat.

Indra Yudistira/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Forex Market Movers : Ekonomi AS Tak Secerah Yang Diharapkan

Faktor penggerak forex dari sisi Fundamental

Laporan terakhir menunjukkan bahwa sektor perumahan AS meningkat, lebih baik dari estimasi ekonom.

 Sementara itu pada perekonomian Inggris, pertumbuhan PDB Inggris dilaporkan naik ke 0.8%, dari 0.7%. Secara teknikal jangka panjang Pair GBPUSD cenderung overbought (long run)

Data yang telah dirilis. 

FMM forexfactory 1

Data yang akan dirilis.

FMM forexfactory 2

Analisis Teknikal.

 FMM eur 1

 EURUSD.

Euro menunjukkan Channelling Down

Support kuat mingguan di  1.3672 dan

Resistance kuat mingguan di 1.3906.

->Sentimen Vibiz = Bullish.

GBPUSD.

FMM gbp 1

Pair GBPUSD berada pada pola Ascending Triangle

Support kuat mingguan 1.6666.dan

resistance kuat mingguan di 1.6969

->Sentimen Vibiz = Bullish.


Distribusi: Vibiznews

AS Tak Tergantung Timteng Lagi, Ical Prediksi Harga Minyak Akan Turun

Jakarta -Mantan Menko Perekonomian Aburizal Bakrie (Ical) memprediksi harga minyak dunia akan anjlok seiring tidak tergantungnya lagi Amerika Serikat terhadap Timur Tengah. AS yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia tak perlu impor lagi, sehingga pasokan akan berlebih dan harga terkoreksi.

“Ingat pada 2006 produksi Amerika mencapai 5 juta barel per hari. Pada 2012 produksi naik 7,5 juta barel per hari, dan pada 2020 diprediksi mencapai 11 juta barel per hari. Besar sekali,” kata Ical di acara Indonesia Green Infrastructure Summit 2014, Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Selain itu, lanjut Ical, AS juga dapat membeli minyak dari Kanada yang memiliki cadangan yang luar biasa.

“Kanada produksinya memang hanya 1,8 juta per barel saat ini, tapi dia punya cadangan 1,1 triliun barel per hari. AS bisa beli dari sana, selain cadangan yang dia punya masih sangat lama bahkan tak terhingga,” jelas Ical.

Oleh karena itu, tambah Ical, bisa dikatakan AS tak lagi membutuhkan pasokan minyak dari Timteng. Saat ini Timteng masih menjadi kawasan penghasil minyak terbesar di dunia. Akibat konsumen terbesarnya yaitu AS tak butuh minyak dari mereka lagi, maka penawaran (supply) tidak sebesar permintaan (demand) sehingga harga turun.

“Harga minyak akan mengalami kejatuhan seperti gas, dari US$ 13 menjadi hanya US$ 6. Jika itu terjadi bisakah kita memproduksi energi yang lebih murah termasuk energi non fuel seperti angin atau geotermal? Itu tantangannya,” papar Ketua Umum Partai Golkar ini.

(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Rupiah Menguat Terhadap Majors

Perdagangan Dollar Amerika Serikat pada hari ini ( 30 April) menunjukkan pergerakan melemah terhadap Rupiah pada pair USD/IDR. Pada pair ini Dollar Amerika Serikat terpantau berada pada pola bearish lemah ditinjau dalam dua bulan perdagangan terakhir.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak terdepresiasi sekitar -0.48 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas hari ini. Adapun data terkini kurs BI (jual) Dollar Amerika Serikat dengan rate Bank Indonesia berada pada kisaran Rp. 11590/USD dan kurs BI (beli) sekitar Rp. 11474/USD.

Selain Dollar AS, kurs Euro terpantau bergerak turun sekitar -0.88 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas hari ini. Adapun data terkini kurs BI (jual) Euro dengan rate Bank Indonesia berada pada kisaran Rp. 16003.47/EUR dan kurs BI (beli) sekitar Rp. 15841/EUR.

Sentimen negatif terhadap mata uang Euro nampak menguat setelah Destatis menyampaikan bahwa perdagangan retail di pasar domestik Jerman menunjukkan sinyalemen melemah, dan kinerja negatif ini lebih rendah dari estimasi para pakar ekonomi.

Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan adanya penurunan pada indikator ekonomi German Retail Sales m/m yang berkurang ke angka – 0.7% dari nilai periode lalu yaitu 0.4%. Perkembangan yang tidak terlalu menggembirakan tersebut menunjukkan performa yang lebih buruk dari estimasi sejumlah ekonom, yang memperkirakan hanya akan turun ke angka -0.6%.

Indra Yudistira/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens

Pic : Wikimedia.org


Distribusi: Vibiznews