1000 Km Jalan Tol Katalis Saham Beton Precast

INILAHCOM, Jakarta–Produsen beton precast rupanyamasih optimistis menghadapi peluang pengembangan bisnis tahun 2017.Pembangunan proyek infrastruktur jalan tol akan menjadi katalisator utama peningkatan kinerja. Sebab, dalam beberapa tahun kedepan kebutuhan beton precast masih tinggi.

Rasa optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, pemerintah harus mengejar ketertinggalannya membangun jalan tol sepanjang 1.000 kilometer yang hingga saat ini masih jauh dari target.

Pemerintah menargetkan hingga 2019 akan membangun 52 proyek jalan tol di seluruh wilayah Indonesia yang panjangnya 1.000 kilometer. Hingga 2016, realisasi pembangunan jalan tol yang dicanangkan Pemerintah tersebut sudah mencapai 268 kilometer atau 26,8% dari total target.

Untuk merealisasikan target tersebut, Pemerintah setiap tahun terus meningkatkan alokasi belanja untuk infrastruktur. Pada 2015, belanja infrastruktur pemerintah tercatat sebesar Rp 290,3 triliun, naik menjadi Rp 317,1 triliun pada 2016 dan pada 2017 dialokasikan sebesar Rp 387,3 triliun.      Belanja infrastruktur tersebut diperuntukan bagi pembangunan jalan tol, jembatan, bandara, pelabuhan, rel kereta api dan terminal bis. Hampir semua infrastruktur tersebut membutuhkan beton precast.

Tahun lalu, imbas proyek infrastruktur sudah terlihat pada kinerja emiten beton precast. PT Wika Beton (WTON) tahun 2016 membukukan lonjakan pendapatan 31% menjadi Rp 3,48 triliun dibanding tahun 2015yangsebesar Rp2,65 triliun. Laba tahun berjalan meningkat 64% menjadi Rp281,6 miliar dari pencapaian tahun 2015 sebesar Rp171,8 miliar.

Hasil yang lebih tinggi juga diperlihatkan oleh emiten PT Waskita Beton Precast (WSBP) yang membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 78% di tahun 2016 atau  senilai Rp 4,71 triliun, sementara laba bersih WSBP di tahun 2016 melompat 90% menjadi Rp 634,8 miliar dari perolehan tahun 2015 sebesar Rp334,4 miliar.

Rp Miliar

WTON

WSBP

FY2016

FY2015

%

FY2016

FY2015

%

Pendapatan

    3.481,7

    2.654,6

31,2%

    4.717,2

    2.644,3

78,4%

Laba Kotor

        504,4

        328,6

53,5%

    1.050,1

        419,4

150%

EBITDA*

        543,7

        328,3

65,6%

    1.070,2

        450,7

137%

Laba Bersih

        281,6

        171,8

63,9%

        634,8

        334,4

90%

EPS (Rp/Lembar)

31,26

19,95

56,7%

          33,9

          21,1

60%

Sumber : Laporan Keuangan Emiten

*EBITDA = Laba Usaha + Depresiasi

Perolehan kinerja tahun 2016 tersebut membuat, kedua emiten tersebut tancap gas untuk terus ekspansi. Tahun 2017 WSBP menganggarkan belanja modal sebesar Rp1,99 Triliun meningkat 79% dibandingkan target tahun 2016.  Sementara belanja modal WTON di tahun 2017 ditargetkan sebesar Rp680 miliar atau naik 60% dari target tahun 2016 sebesarRp425 miliar.

Pada tahun ini WTON menargetkan pendapatan sebesarRp5 triliun atau tumbuh 44% dari realisasi tahun 2016. Laba bersih ditargetkan tumbuh 17% menjadi Rp330 miliar. Sementara WSBP memiliki target yang lebih tinggi, pendapatan WSBP di tahun 2017 ditargetkan mencapai Rp7,7 triliun atau tumbuh 63% dari realisasi tahun 2016. Untuk laba bersih, WSBP menargetkan tahun ini dapat mencapai Rp1,17 triliun atau tumbuh 84% dari realisasi laba tahun 2016.

Jarot Subana, Presiden Direktur PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), mengatakan proyek infrastruktur jalan tol merupakan menciptakan demand yang sangat besar atas beton precast. “Kami optimistis permintaan beton precast masih akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi realisasi pembangunan proyek infrastruktur jalan tol, masih jauh dari target pemerintah,” kata Jarot.

Hal senada juga di ungkapkan, Entus Asnawi, Direktur Keuangan PT Wika BetonTbk(WTON), yang optimis untuk proyek infrastruktur, transportasi dan properti tahun ini. “Prospek untuk properti, terutama properti yang dibangun oleh pemerintah. Kemudian juga proyek LRT dan MRT. Jadi prospek ke depannya, properti itu bagus. Kemudian dari industri juga akan ada kenaikan.

Tahun ini WSBP menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,3 triliun sementara WTON menargetkan perolehan kontrak baru di tahun ini sebesar Rp6,3 triliun.

Kapasitas Produksi Terbesar

Berdasarkan catatan Perseroan, dalam tiga tahun terakhir kapasitas produksi Waskita Beton Precast meningkat signifikan. Mulai dari 2014, kapasitas produksi Waskita Beton Precast tercatat 800 ribu ton. Pada 2015 ditingkatkan menjadi 1,8 juta ton dan pada 2016 ditingkatkan lagi menjadi 2,65 juta ton.

“Pada 2017 kami menargetkan kapasitas produksi bisa mencapai 3,25 juta ton. Kapasitas produksi kami tingkatkan untuk memenuhi permintaan pembangunan infrastruktur yang sebagian besar untuk jalan tol,” ujar Jarot.

Dari data tersebut, laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR) kapasitas produksi Waskita Beton Precast, mencapai 82%. Lebih tinggi dibandingkan kompetitor, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) yang tercatat sebesar 6%. Tahun 2014 , WTON memiliki kapasitas precast 2,23 juta ton, tahun 2015 meningkat 2,34 juta ton dan pada tahun 2016 kapasitas produksinya tercatat 2,5 juta ton. Tahun 2017 , WTON menargetkan penambahan kapasitas sebesar 500.000 ton atau naik menjadi 3 juta ton.

Ada sekitar 24 perusahan yang menjadi produsen beton precast di Indonesia, termasuk Waskita Beton Precast dan Wijaya Karya Beton, yang sudah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahan lain yang merupakan produsen precast diantaranya adalah PT Adhimix Precast Indonesia (dahulu anak usaha PT Adhi Karya Tbk), PT PP Precast (anak usaha PTPP Tbk), dan PT Jaya Beton Indonesia.

Senior analis dari BinaArtha Securities, Reza Priyambada mengaku optimistis dengan prospek emiten sektor precast. Reza menargetkan, harga saham WSBP di Rp680 atau masih memiliki potensi upsize sebesar 20% dengan rekomendasi overweight, sementara untuk saham WTON, Reza merekomendasi Neutral dengan target harga sebesar Rp935. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*